Sama seperti manusia dan makhluk hidup lainnya, tumbuhan mengalami proses pertumbuhan dan juga perkembangan, hanya saja prosesnya saja yang sedikit berbeda. Pada tumbuhan terdapat satu fase yang disebut sebagai fase perkecambahan.
Fase ini merupakan tahap awal dari perkembangan tumbuhan dimana embrio yang ada di biji tumbuhan yang semula berada pada kondisi dorman (tertidur/ tidak aktif) akan mengalami perubahan fisiologis dan akhirnya akan memunculkan fase tumbuhan muda.
Ketika sudah mencapai tahap tumbuhan muda, maka tumbuhan tersebut akan tumbuh besar sesuai dengan perawatan yang diberikan. Apakah dirawat secara rutin atau dibiarkan tumbuh apa adanya tanpa perawatan khusus.
Jika dirawat dengan khusus pastinya tumbuhan tersebut akan tumbuh besar, daun dan buah yang lebat, berbeda jika dibiarkan tumbuh seadanya saja. Pada fase perkecambahan pasti akan mengalami proses fotosintesis
Fotosintesis terjadi dimana tumbuhan akan mulai melakukan proses penyerapan air yang ada di tanah, udara atau lainnya yang ada di sekitarnya. Penyerapan air tersebut akan membuat ukuran biji menjadi lebih besar.
Air yang ada dalam biji akan membuat enzim yang ada di dalamnya aktif. Asam abisat yang merupakan salah satu hormon penting pada tumbuhan akan menurun, karena memang asam abisat memiliki fungsi untuk menghambat terjadinya pertumbuhan.
Karena tumbuhan tersebut berada pada fase perkecambahan, maka kadar asam abisat akan turun. Berbeda dengan giberelin, hormon tersebut akan meningkat kadarnya. Ketika proses tersebut sudah selesai, biji akan pecah dan mengeluarkan kecambah yang menjadi awal mula tumbuhan.
Fase perkecambahan ada dua jenis, yang pertama disebut sebagai perkecambahan epigeal dan yang lainnya disebut sebagai perkecambahan hipogeal.
1. Perkecambahan epigeal
Pertumbuhan hipokotil dari biji tumbuhan akan memanjang sehingga kotiledon dan plumula dari biji akan keluar dari dalam tanah dan menuju permukaan tanah. Proses ini biasanya terjadi pada tumbuhan dikotil seperti kacang hijau.
Ciri-ciri perkecambahan epigeal :
- Radikel yang muncul pertama kali membentuk hipokotil
- Plumula adalah bagian yang terakhir berkembang yakni setelah muncul di permukaan
- Hipokotil awalnya membentuk sebuah loop lalu kemudian memanjang membawa kotiledon ke permukaan tanah
- Kotiledon yang telah muncul ke permukaan akan membentuk daun pertama diikuti oleh perkembangan plumula (pucuk)
Kelebihan perkecambahan epigeal adalah kotiledon dapat segera berfotosintesis (phanerocotylar : kotiledon yang berfotosintesis) setelah muncul di permukaan tanah yang menyediakan energi untuk pertumbuhan selanjutnya.
2. Perkecambahan hipogeal
Epikotil biji akan membuat plumula dari biji tumbuhan muncul ke permukaan tanah, namun kotiledon akan tetap berada di dalam tanah. Biasanya proses ini terjadi pada tumbuhan monokotil seperti jagung.
Ciri-ciri perkecambahan hipogeal :
- Kotiledon tetap berada dalam tanah
- Radikel muncul dan berkembang membentuk perakaran
- Epikotil yang akan memanjang bersama plumula sampai muncul dipermukaan tanah.
Kelebihan perkecambahan hipogeal adalah cadangan makanan atau energi tetap tersedia dalam tanah yakni dalam kotiledon yang akan tumbuh lagi seandainya pucuk kecambah (plumula) terpotong dimakan serangga atau oleh faktor lain. Kotiledon pada benih hipogeal tidak dapat berfotosintesis atau disebut cryptocotylar.