Sebagai ilmu, sejarah memiliki beberapa ciri-ciri sebagai berikut.
- Empiris. Empiris berasal dari bahasa Yunani dari kata empeiria, yang artinya pengalaman. Sejarah sangat bergant ung pada pengalaman manusia. Pengalaman tersebut kemudian direkam dalam dokumen dan peninggalan- peninggalan sejarah lainnya. Sumber- sumber sejarah tersebut diteliti oleh sejarawan untuk menemukan fakta. Dari fakta-fakta tersebut diinterpretasikan dan kemudian dilakukan penulisan sejarah.
- Memiliki Objek. Kata objek berasal dari bahasa Latin, yaitu objectus yang artinya di hadapan, sasaran, dan tujuan. Setiap ilmu harus memiliki tujuan dan objek materiel atau sasaran yang jelas. Objek yang dipelajari oleh sejarah sebagai ilmu adalah manusia dan masyarakat yang menekankan sasarannya kepada manusia dalam sudut pandang waktu dan lebih khusus lagi waktu yang sudah berlalu. Contohnya, jika objeknya Kerajaan Mataram, maka yang akan diteliti adalah fakta-fakta dan benda- benda peninggalan Kerajaan Mataram.
- Memiliki Teori. Ilmu sejarah juga memiliki teori. Layaknya cabang ilmu pengetahuan lainnya, teori juga digunakan dalam pembelajaran sejarah. Kaidah-kaidah pokok dan teori sejarah digunakan untuk mendukung suatu argumen atas terjadinya sejarah yang telah terjadi.
- Memiliki metode. Ciri-ciri ilmu sejarah sebagai ilmu pengetahuan berikutnya adalah adanya metode pengamatan. Metode pengamatan merupakan metodologi dan cara-cara yang digunakan untuk mengamati sejarah. Dalam rangka penelitian, sejarah mempunyai metodologi penelitian sendiri yang menjadi patokan-patokan tradisi ilmiah yang senantiasa dihayati.
- Generalisasi. Sejarah juga dapat digeneralisasi. Artinya berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, dapat diambil kesimpulan umum untuk menggambarkan kejadian sejarah yang telah terjadi. Tentunya kesimpulan dan generalisasi ini ditentukan berdasakran teori, metode dan objek penelitian sejarah yang telah dilakukan.
- Memiliki Teori. Teori dalam bahasa Yunani yaitu theoria, yang artinya renungan. Dalam ilmu, teori merupakan pendapat yang dikemukakan untuk menjelaskan mengenai suatu peristiwa atau kejadian. Teori berfungsi sebagai asas dan hukum umum yang menjadi dasar suatu ilmu pengetahuan, sehingga dalam men- jelaskan suatu fenomena memiliki landasan yang berupa kaidah-kaidah pokok. Misalnya teori tentang nasionalisme, teori geopolitik, teori struktur fungsional, teori challenge and response oleh Arnold Toynbee, teori konflik sosial dari Karl Marx, dan teori future shock oleh Alfin Tofler.
Rumusan sejarah menurut Muhammad Yamin, memiliki ciri:
- Ilmu Pengetahuan. Yakni sejarah sebagai daya cipta manusia untuk mencapai hasrat ingin mengetahui serta perumusan sejumlah pendapat yang tersusun sekitar suatu masalah.
- Hasil Penyelidikan. Penyelidikan adalah penyaluran hasrat ingin tau oleh manuasia dalam taraf keilmuan.
- Bahan Penyelidikan. Ilmu sejarah ialah hasil penelitian berdasarkan akal sehat yang kemudian bisa diungkapkan secara ilmiah dengan mempergunakan bahan-bahan penyelidikan sebagai benda kenyataan.
- Kejadian lampau. Ceritera berisi pelaporan tentang kejadian dalam zaman yang lampau
- Manusia di zaman yang lampau. Yang diriwayatkan dalam pengertian sejarah ialah kejadian dalam masyarakat manusia di zaman yang lampau.
- Masyarakat Manusia. Menurut Ernst Bernheim”hanya manusialah yang menjadi obyek sejarah”
- Waktu yang lampau. Sejarah menyelidiki kejadian-kejadian dizaman atau waktu yang telah lampau.
- Tanggal dan Tarikh. Untuk memudahkan ingatan manusia dalam mempelajari sejarah perlu ditentukan batas awal dan akhirnya dengan kesatuan waktu sebagai petunjuk kejadian yaitu : tahun, bulan, tanggal/hari, jam dan detik, windu, dasawassa atau dekade , abad, milenium, ataupun usia relatif.
- Penafsiran atau Syarat Khusus. Cara menafsirkan itu dinamakan tafsiran atau interprestasi sejarah yang menentukan corak sejarah manakah atau apakah yang terbentuk sebagai hasil penyelidikan yang telah dilakukan. Cara penafsiran sejarah dari sudut pandangan ilmu tertentu atau ideologi tertentu itu merupakan syarat khusus dalam rangkaian sendi sejarah.
Sejarah sebagai Ilmu Sejarah merupakan ilmu yang mempelajari masa lampau manusia. Sebagai ilmu, sejarah merupakan ilmu pengetahuan ilmiah yang memiliki seperangkat metode dan teori yang dipergunakan untuk meneliti dan menganalisa serta menjelaskan kerangka masa lampau yang dipermasalahkan. Sejarawan harus menulis apa yang sesungguhnya terjadi sehingga sejarah akan menjadi objektif. Sejarah melihat manusia tertentu yang mempunyai tempat dan waktu tertentu serta terlibat dalam kejadian tertentu sejarah tidak hanya melihat manusia dalam gambaran dan angan-angan saja.
Menurut Kuntowijoyo, ciri-ciri sejarah sebagai ilmu sebagai berikut:
- Bersifat Empiris: Empiris berasal dari kata Yunani emperia artinya pengalaman, percobaan, penemuan, pengamatan yang dilakukan. Bersifat empiris sebab sejarah melakukan kajian pada peristiwa yang sungguh terjadi di masa lampau. Sejarah akan sangat tergantung pada pengalaman dan aktivitas nyata manusia yang direkam dalam dokumen. Untuk selanjutnya dokumen tersebut diteliti oleh para sejarawan untuk menemukan fakta yang akan diinterpretasi/ditafsirkan menjadi tulisan sejarah. Sejarah hanya meninggalkan jejak berupa dokumen.
- Memiliki Objek: Objek sejarah yaitu perubahan atau perkembangan aktivitas manusia dalam dimensi waktu (masa lampau). Waktu merupakan unsur penting dalam sejarah. Waktu dalam hal ini adalah waktu lampau sehingga asal mula maupun latar belakang menjadi pembahasan utama dalam kajian sejarah.
- Memiliki Teori: Teori merupakan pendapat yang dikemukakan sebagai keterangan mengenai suatu peristiwa. Teori dalam sejarah berisi satu kumpulan tentang kaidah-kaidah pokok suatu ilmu. Teori tersebut diajarkan berdasarkan keperluan peradaban. Rekonstruksi sejarah yang dilakukan mengenal adanya teori yang berkaitan dengan sebab akibat, eksplanasi, objektivitas, dan subjektivitas.
- Memiliki Metode: Metode merupakan cara yang teratur dan terpikir baik untuk mencapai suatu maksud. Setiap ilmu tentu memiliki tujuan. Tujuan dalam ilmu sejarah adalah menjelaskan perkembangan atau perubahan kehidupan masyarakat. Metode dalam ilmu sejarah diperlukan untuk menjelaskan perkembangan atau perubahan secara benar. Dalam sejarah dikenal metode sejarah guna mencari kebenaran sejarah. Sehingga seorang sejarawan harus lebih berhati-hati dalam menarik kesimpulan jangan terlalu berani tetapi sewajarnya saja.
- Mempunyai Generalisasi: Studi dari suatu ilmu selalu ditarik suatu kesimpulan. Kesimpulan tersebut menjadi kesimpulan umum atau generalisasi. Jadi generalisasi merupakan sebuah kesimpulan umum dari pengamatan dan pemahaman penulis.