Kadang kita butuh waktu sejenak untuk berhenti. Bukan karena lelah fisik, tapi karena hati sedang ramai sendiri. Seperti saat akan terbang ke tempat yang jauh, perasaan campur aduk mengisi ruang hati kita. Ada antusiasme, tapi juga sedikit kecemasan. Mengingat beberapa pengalaman saya yang lalu, doa untuk bepergian dengan pesawat menjadi sangat penting.
Kenapa Doa Ini Penting untuk Kita
Saya ingat jelas saat pertama kali naik pesawat. Semua terlihat megah: pesawat yang menjulang tinggi, antrian di boarding gate, dan suara bising mesin yang dinyalakan. Namun, di balik itu semua, ada ketakutan yang tidak terucapkan. Betapa banyak hal yang dipertaruhkan di ketinggian itu — dan wajar jika kita merasa cemas. Dalam momen-momen seperti ini, doa menjadi jembatan antara ketidakpastian dan harapan.
Doa bukan hanya sekadar kata-kata. Dia adalah kekuatan batin yang membantu meredakan rasa takut dan menggantinya dengan rasa tenang. Seiring berjalannya waktu, saya belajar bahwa memanjatkan doa saat akan terbang sangat menenangkan. Rasanya seperti menyerahkan semua beban kepada Tuhan dan berusaha untuk tak membawanya saat udara bergetar.
Kisah Nyata di Balik Doa Ini
Waktu itu saya sedang duduk dalam pesawat, menyaksikan berbagai macam wajah di sekitar saya. Ada yang tersenyum, ada yang mengawasi ponsel, dan ada juga yang nampak cemas seperti saya. Tepat sebelum pesawat lepas landas, saya memejamkan mata dan mengingat sebuah pengalaman masa lalu. Ketika itu, saya bepergian solo untuk pertama kalinya.
Hari itu, cuaca sangat tidak bersahabat. Angin kencang dan awan gelap menutupi langit. Saya teringat doa yang sering dibaca oleh kakek saya. Dia selalu bilang, “Doa adalah pelindungmu.” Dalam ketegangan itu, saya mengucapkan doa itu lagi. Tangan saya mengepal kuat, berharap tidak hanya untuk keselamatan diri, tetapi juga untuk penumpang lain.
Ketika pesawat mulai terangkat, terasa seolah semua ketegangan itu rontok bersama bumi yang semakin menjauh. Saya ingat, saat itu saya menangis. Berharap dan percaya bahwa doa yang dipanjatkan akan menjadi perisai saya di langit. Dari situ, saya mengerti bahwa doa tidak hanya menenteramkan, tetapi juga membawa keberanian yang saya butuhkan.
Lafal Doa dan Maknanya
Berikut adalah doa yang sering saya panjatkan sebelum bepergian:
Dalam Bahasa Arab:
اللَّهُمَّ أَنتَ الصَّاحِبُ فِي السَّفَرِ وَالْخَلِيفَةُ فِي الْأَهْلِ
Dalam Latin:
Allahumma anta as-sahibu fis-safar wal-khalifatu fil-ahli
Terjemahan ke Bahasa Indonesia:
“Ya Allah, Engkaulah Sahabat dalam perjalanan dan Engkaulah yang menjaga keluarga di rumah.”
Penjelasan Makna Doa
Setiap kali saya mengucapkan doa ini, hati saya merasa lega. Ada pengingat bahwa, meskipun saya berada jauh dari rumah, Allah selalu ada bersama saya. Seperti pelukan hangat dari orang tercinta, doa ini memberi kekuatan. Rasanya, kita tidak sendirian. Kita memiliki pelindung yang tak kasat mata, siap menjaga kita setiap saat.
Doa ini juga menyiratkan rasa tanggung jawab. Saya tidak hanya meminta perlindungan untuk diri sendiri, tetapi juga mendoakan orang-orang tersayang. Dalam setiap perjalanan, penting bagi kita untuk ingat bahwa kita adalah bagian dari sesuatu yang lebih besar dan bahwa kita harus menjaga hubungan itu.
Kapan Waktu Terbaik untuk Membaca Doa Ini
Waktu terbaik untuk membaca doa ini adalah saat kita sudah duduk sesuai tempat di pesawat dan sebelum pesawat lepas landas. Suasana hatinya harus tenang dan penuh harapan. Sebelum mengucapkan doa, sebaiknya kita sesaat menarik napas dalam-dalam, melepaskan segala kecemasan yang mungkin mengganggu pikiran.
Adab Sebelum dan Sesudah Membaca Doa
- Tenang Dulu: Sebelum mulai, ambil waktu sejenak untuk menenangkan pikiran.
- Tarik Napas: Tarik napas dalam-dalam dan hembuskan perlahan. Rasakan ketenangan yang mulai mengalir.
- Niatkan dengan Khusyuk: Fokuskan pikiran dan hati pada kata-kata yang akan diucapkan. Pastikan setiap lafaz yang diucapkan datang dari hati yang tulus.
Setelah berdoa, ingatlah untuk bersyukur. Baik itu untuk perjalanan yang telah berlalu atau yang baru akan dimulai. Kesyukuran akan membuat perjalanan kita berharga dan bermakna.
Penutup: Saatnya Kita Meletakkan Beban
Gak semua yang kita pikirkan harus kita bawa pulang. Kadang, cukup kita serahkan pada Tuhan — lewat satu doa yang tulus. Dalam setiap perjalanan, ada kebangkitan baru, pengalaman baru, dan pelajaran berharga. Mari kita ingat, bahwa setiap kali kita terbang, tidak hanya tubuh kita yang melambung ke udara, tetapi juga jiwa kita yang dihubungkan dengan kekuatan yang lebih besar.
Melalui doa, kita menemukan ketenangan. Semoga setiap penerbangan yang kita lakukan membawa tidak hanya tujuan fisik, tetapi juga kedamaian bagi jiwa kita. Selamat berdoa dan selamat terbang!


