Kadang kita butuh waktu sejenak untuk berhenti. Bukan karena lelah fisik, tapi karena hati sedang ramai sendiri. Setiap kali hendak bepergian, saya selalu merasakan campuran antara kegugupan dan harapan. Kegugupan, karena perjalanan seringkali membawa kita menghadapi hal-hal baru dan tak terduga. Harapan, karena setiap langkah baru adalah kesempatan untuk memulai sesuatu yang baik. Di tengah perasaan ini, ada satu hal yang selalu saya ingat: pentingnya doa. Doa hendak bepergian, khususnya dalam bahasa Arab, terasa seperti jembatan yang menghubungkan niat kita dengan perlindungan Tuhan.
Kenapa Doa Ini Penting untuk Kita
Ada suatu ketika, saya harus pergi ke sebuah kota baru untuk sebuah proyek kerja. Semua persiapan sudah matang, tiket sudah dibeli, dan barang-barang sudah saya kemas. Namun, menjelang berangkat, saya tiba-tiba merasa gelisah. Rasa takut akan hal-hal yang belum diketahui menghampiri. Saat itulah saya teringat untuk berdoa sebelum bepergian. Saya duduk sejenak, menarik napas dalam-dalam, dan mengingat betapa setiap perjalanan bisa membawa banyak hal — tantangan, pelajaran, bahkan mungkin kebahagiaan.
Doa terasa seperti pelindung, sebuah pengingat bahwa saya tidak sendirian. Meskipun rencana saya sudah disusun dengan hati-hati, ada banyak faktor di luar kendali yang bisa mempengaruhi perjalanan. Dengan berdoa, saya menyerahkan semua kekhawatiran dan harapan saya kepada Sang Pencipta. Begitulah, rasa gelisah saya berangsur menghilang.
Kisah Nyata di Balik Doa Ini
Suatu ketika, teman saya, Rina, bercerita tentang perjalanan mendadak ke luar negeri. Dia tidak mengira akan terbang jauh dalam waktu singkat. Semua persiapan dilakukan dalam tempo cepat, tapi satu hal yang tidak terlupakan adalah saat dia berdoa sebelum berangkat. Dia bilang, “Momen itu sangat penting buat aku. Seolah-olah aku bawa Tuhan bersamaku.”
Rina menjelaskan bahwa saat berada di pesawat, cuaca tiba-tiba buruk. Banyak penumpang yang tampak cemas dan gelisah. Namun, dia merasa tenang karena percaya bahwa dia sudah menyerahkan perjalanannya pada Tuhan. Dia mengingat doa yang dibacanya, mengingat maknanya, dan merasa seolah ada cahaya yang mengelilinginya.
Rina akhirnya sampai dengan selamat, dan setiap kali dia mengingat perjalanan itu, dia mengaitkannya dengan kekuatan doa. Pengalaman ini, baginya, bukan hanya perjalanan fisik, tetapi juga perjalanan spiritual.
Lafal Doa dan Maknanya
Salah satu doa yang sering kita dengar sebelum bepergian adalah:
اللّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ فِي سَفَرِي هَذَا الْبِرَّ وَالتَّقْوَى
Allahumma inni as’aluka fi safari hadha al-birra wat-taqwa.
Terjemahan: “Ya Allah, aku memohon kepada-Mu kebaikan dan ketakwaan di perjalanan ini.”
Penjelasan Makna Doa
Doa ini mengandung permohonan agar kita senantiasa berada di jalan yang benar dan dijauhkan dari hal-hal yang tidak baik selama perjalanan. Ketika kita membaca doa ini, kita sebenarnya mengingatkan diri kita untuk senantiasa berbuat baik dan bertakwa. Ini bukan sekadar permohonan untuk keselamatan fisik, tetapi juga untuk keselamatan hati dan pikiran. Kita mengharapkan agar setiap langkah kita di tempat baru ini diberkahi.
Merasa terhubung dengan Tuhan melalui doa seperti membangun perlindungan di sekeliling kita. Ketika saya mengingat momen-momen berharga dalam hidup, saya juga ingat doa-doa ini, dan bagaimana doa adalah pengingat bahwa kita tidak sendirian dalam perjalanan.
Kapan Waktu Terbaik untuk Membaca Doa Ini
Waktu terbaik untuk membaca doa ini mungkin berbeda-beda untuk setiap orang. Namun, saya menemukan bahwa beberapa saat sebelum berangkat sangatlah tepat. Saat kita dalam perjalanan menuju tempat keberangkatan, sebelum memasuki kendaraan, atau bahkan setibanya di bandara, adalah waktu-waktu yang tepat untuk menenangkan pikiran dan hati kita.
Dalam keadaan hati yang tenang, kita bisa merasakan makna dari doa yang kita bacakan. Suasana tenang dan fokus membuat kita lebih meresap apa yang kita sampaikan kepada Tuhan. Terkadang, saat kita sudah di tengah perjalanan dan mendapati sesuatu yang tidak sesuai harapan, membaca doa ini ulang juga merupakan cara untuk memulihkan kepercayaan diri dan memperkuat harapan.
Adab Sebelum dan Sesudah Membaca Doa
Sebelum membaca doa, saya biasanya benar-benar berusaha untuk tenang. Saya duduk atau berdiri dengan nyaman, menarik napas dalam-dalam, dan niatkan dalam hati. Melakukan ini membantu saya untuk benar-benar menghayati makna dari doa tersebut.
Setelah membaca doa, saya selalu merasa ada beban yang terangkat. Saya mencoba untuk tidak langsung terburu-buru pergi, tetapi menghabiskan beberapa saat untuk merenung. Menyadari bahwa saya telah menyerahkan segala sesuatu kepada Tuhan.
Penutup: Saatnya Kita Meletakkan Beban
Gak semua yang kita pikirkan harus kita bawa pulang. Kadang, cukup kita serahkan pada Tuhan — lewat satu doa yang tulus. Dalam setiap perjalanan, baik itu jauh atau dekat, ada pelajaran dan pengalaman berharga yang menanti. Dengan doa, kita mengizinkan Tuhan untuk membimbing kita, dan mengenali bahwa meskipun hidup penuh ketidakpastian, kita tetap bisa merasa tenang.
Jadi, bagi teman-teman yang akan bepergian atau sekadar melangkah ke hari baru, ingatlah untuk berdoa. Jadikan itu sebagai bagian dari ritual perjalanan kita, sebuah pengingat akan kekuatan harapan dan keyakinan. Dalam setiap langkah, biarkan doa menjadi pengantar, agar kita melangkah dengan penuh keyakinan dan keberkahan.



