Kadang kita butuh waktu sejenak untuk berhenti. Bukan karena lelah fisik, tapi karena hati sedang ramai sendiri, penuh dengan pikiran dan perasaan yang berseliweran. Setiap kali saya naik kendaraan, entah itu mobil, motor, atau angkutan umum, saya selalu merasakan momen yang penuh harapan. Momen di mana saya bisa mengumpulkan pikiran, berdoa, dan menitipkan segalanya kepada Yang Kuasa. Itulah mengapa doa naik kendaraan bagi saya sangat berarti.
Kenapa Doa Ini Penting untuk Kita
Saya teringat sebuah kejadian beberapa bulan yang lalu. Saat itu hujan deras mengguyur jalanan Jakarta, dan saya harus bepergian menuju kantor. Di tengah kemacetan, terasa sekali rasa cemas menghinggapi saya. Hati ini tak karuan, seperti gelombang yang bergejolak. Hampir saja saya melupakan rutinitas kecil yang selalu saya lakukan: membaca doa sebelum naik kendaraan.
Dengan menjulurkan tangan ke arah langit, saya mulai membaca doa, meski dalam hati. Saya merasakan ketenangan yang mencengangkan. Seolah-olah beban yang saya pikul sebelumnya segera menguap bersama angin malam. Doa itu mengingatkan saya akan perlunya mengandalkan Tuhan, bahkan dalam perjalanan yang tampaknya sepele sekalipun. Doa ini bukan hanya sekadar lafalan, tetapi jembatan antara diri kita dan Sang Pencipta.
Kisah Nyata di Balik Doa Ini
Ada satu momen yang sangat mengesankan bagi saya. Saat itu saya dan teman-teman berencana pergi ke acara seminar. Rencananya kami akan berkendara bersama mobil untuk menghindari kemacetan. Ketika mobil sudah siap dan kami bersiap-siap untuk berangkat, saya mengingat pentingnya doa. Saya pun berkata kepada teman-teman, “Ayo kita doa dulu sebelum berangkat.”
Mereka mengangguk, dan saya pun mulai mengucapkan lafaz doa tersebut. Ternyata, dalam perjalanan, kami mengalami banyak tantangan. Mulai dari jalan yang tertutup karena pembangunan, hingga beberapa kali terjebak di belakang truk besar. Namun, anehnya, meski berbagai rintangan menghadang, perjalanan kami terasa lebih ringan. Pembicaraan, tawa, dan canda mengisi ruang dalam mobil, membuat perjalanan terasa lebih berharga.
Setiap kali mobil melaju, saya seringkali teringat akan peristiwa-peristiwa itu. Saya bersyukur sekali karena bisa berbagi pengalaman dan doa dengan teman-teman saya, yang pada akhirnya saling membantu menjaga semangat satu sama lain.
Lafal Doa dan Maknanya
Ketika kita berbicara tentang doa naik kendaraan, ada satu lafal yang sangat familiar. Doa ini adalah salah satu amalan sunnah yang sering diabadikan dalam rutinitas sehari-hari:
Dalam bahasa Arab:
سُبْحَانَ الَّذِي سَخَّرَ لَنَا هَذَا وَمَا كُنَّا لَهُ مُقْرِنِينَ وَإِنَّا إِلَى رَبِّنَا لَمُنقَلِبُونَ
Dalam versi latin:
Subhana alladhi sakhkhara lanaa haza wa ma kunna lahu muqrinin wa inna ila rabbina lamunqalibun.
Terjemahan ke bahasa Indonesia:
“Mahasuci Dia yang menundukkan ini untuk kami, padahal kami tidak mampu menguasainya, dan sesungguhnya kami akan kembali kepada Tuhan kami.”
Penjelasan Makna Doa
Ketika kita merenungkan makna dari doa ini, rasanya seperti mengingat kembali betapa kita hanyalah makhluk kecil di hadapan kebesaran Tuhan. Setiap kali naik kendaraan, kita diingatkan betapa banyak hal yang di luar kendali kita. Doa ini adalah pengingat bahwa Allah lah yang menguasai segalanya; kita hanya perlu berserah dan berusaha dengan sebaik-baiknya.
Rasa syukur pun mengalir saat kita menyadari betapa banyak nikmat dan kemudahan yang diberikan kepada kita. Dalam perjalanan hidup, pasti ada suka dan duka. Doa ini mencerminkan harapan dan keyakinan kita akan perlindungan-Nya.
Kapan Waktu Terbaik untuk Membaca Doa Ini
Waktu terbaik untuk membaca doa ini adalah setiap kali kita akan melakukan perjalanan, baik jauh maupun dekat. Namun, ada kalanya kita merasakan ketegangan atau kekhawatiran di dalam hati. Dalam kondisi seperti itu, sangat penting untuk mengingat dan membaca doa ini. Apalagi saat kita merasa cemas sebelum mengemudikan kendaraan atau saat naik transportasi umum yang tidak kita kendalikan.
Adab Sebelum dan Sesudah Membaca Doa
Sebelum membaca doa, ada beberapa adab yang bisa kita lakukan agar lebih khusyuk. Pertama, sediakan beberapa menit untuk menenangkan diri. Tarik napas dalam-dalam dan coba fokuskan pikiran. Kita bisa menutup mata sejenak untuk merasakan ketenangan. Niatkan dalam hati bahwa kita hendak meminta perlindungan dan bimbingan dari Tuhan.
Setelah membaca doa, jangan terburu-buru untuk melanjutkan perjalanan. Luangkan waktu sejenak untuk merenungkan makna yang terkandung dalam doa tersebut, dan ingatlah untuk selalu bersyukur atas setiap perjalanan yang kita ambil.
Penutup: Saatnya Kita Meletakkan Beban
Gak semua yang kita pikirkan harus kita bawa pulang. Kadang, cukup kita serahkan pada Tuhan — lewat satu doa yang tulus. Setiap kali kita naik kendaraan, ada kesempatan untuk mulai dengan cahaya harapan dan kepercayaan. Mari kita gunakan momen ini untuk meletakkan beban kita, menyisakan ruang bagi tuntunan dan perlindungan-Nya. Karena pada akhirnya, semua perjalanan yang kita ambil bukan hanya tentang tujuan, tetapi juga tentang proses dan pelajaran yang kita peroleh sepanjang jalan.


