Kadang kita butuh waktu sejenak untuk berhenti. Bukan karena lelah fisik, tetapi karena hati sedang ramai sendiri. Ada saat-saat tertentu di dalam hidup yang membuat kita merasa khawatir setiap kali kita bergerak, terutama saat naik kendaraan. Sepertinya, setiap kali saya berada di atas kendaraan, saya ingin berdoa, entah karena merasa tidak nyaman atau hanya sekadar mencari ketenangan. Salah satu doa yang sering terlintas di pikiran saya adalah doa yang diajarkan Nabi Nuh. Doa ini bukan hanya sekadar rangkaian kata; ada makna dalam setiap lafaz yang bisa menenangkan jiwa kita.
Kenapa Doa Ini Penting untuk Kita
Bicara tentang perjalanan, saya teringat perjalanan saya ke kampung halaman beberapa waktu lalu. Mendesak antara kepentingan pekerjaan dan kerinduan kepada keluarga, saya mengambil keputusan untuk perjalanan yang cukup jauh. Di tengah perjalanan, tiba-tiba cuaca mendung, awan gelap menghampiri, dan rasa tidak enak mulai muncul. Hati ini bergetar, dan saya pun teringat akan doa Nabi Nuh.
Rasa cemas itu campur aduk; saya berpikir tentang segala kemungkinan buruk yang bisa terjadi. Kadang, saya merasa ada beban di pikiran yang sulit diungkapkan. Perasaan ini mungkin familiar bagi banyak orang, sehingga pentingnya doa dalam situasi seperti ini jadi semakin terasa. Doa mempunyai kekuatan yang tidak bisa dipandang sebelah mata. Ini adalah cara kita menyerahkan segala ketidakpastian kepada Sang Pencipta, berharap agar dilindungi dan diberi petunjuk.
Kisah Nyata di Balik Doa Ini
Suatu ketika, di tengah kesibukan hidup, saya mendengar suara teman yang bercerita tentang pengalamannya. Dia adalah seorang pengemudi taksi online yang selalu mengutamakan keselamatan, bukan hanya bagi penumpangnya, tetapi juga bagi dirinya sendiri. Setiap kali hendak memulai perjalanan, dia selalu mengucapkan doa yang sama. Saya mendengarnya dengan penuh perhatian, terasa ada ketenangan dalam setiap bait doa yang dia sebutkan.
Dia menceritakan bahwa suatu malam, saat hujan deras mengguyur kota, dia merasa keraguan menghinggapi. Namun, sebelum mengambil penumpang, dia ingat doa Nabi Nuh dan mengucapkannya dari hati. Tak lama setelah itu, dia berhasil mengantarkan penumpangnya dengan selamat, meski jalanan licin dan banyak rintangan. Momen ini tidak hanya menguatkan iman dia, tetapi juga membuat saya merenung tentang pentingnya berdoa sebelum melangkah, terlebih ketika kita harus menempuh perjalanan yang menantang.
Lafal Doa dan Maknanya
Dalam perjalanan tersebut, saya teringat tentang doa Nabi Nuh yang telah terabadikan dan memiliki makna mendalam. Doa ini sering saya baca, terutama saat berada di perjalanan jauh. Berikut adalah lafaz doa Nabi Nuh:
Bahasa Arab: “Bismillahi majraha wa mursa-ha, inna rabbiy la-ghafurun rahim.”
Versi Latin: Bismillahi majraha wa mursa-ha, innā rabbī laghafūrur raḥīm.
Terjemahan: “Dengan menyebut nama Allah, tempat berlayar dan berlabuhnya. Sesungguhnya Tuhan-ku adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”
Penjelasan Makna Doa
Setiap kali saya mengucapkan doa ini, terasa ada aliran ketenangan meresap ke dalam diri. “Dengan menyebut nama Allah,” itu adalah ungkapan penyerahan sepenuhnya. Di sini, kita diajarkan untuk mengingat bahwa segala sesuatu yang kita lakukan, termasuk perjalanan kita, harus dimulai dengan niat yang benar dan pengharapan kepada Allah. Perasaan bebas dari ketakutan dan keraguan mulai mengalir dalam hati.
Maksud dari “tempat berlayar dan berlabuhnya” memberi kita pemahaman bahwa setiap perjalanan kita, baik fisik maupun spiritual, memerlukan pertolongan dari-Nya. Dan pada akhirnya, kalimat “Sesungguhnya Tuhan-ku adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang” mengingatkan kita bahwa Allah selalu ada, siap mendengarkan setiap doa dan permohonan kita, serta menjaga kita di dalam perjalanan hidup ini.
Kapan Waktu Terbaik untuk Membaca Doa Ini
Momen terbaik untuk membaca doa ini adalah sebelum kita berangkat, apapun tujuannya. Namun, ada kalanya hati kita sedang tidak tenang. Jika kita merasa cemas, gelisah, atau bahkan tidak nyaman, itu juga saat yang tepat untuk mengingat doa ini. Suasana hati yang tenang sangat dibutuhkan sebelum memulai perjalanan. Sebuah perenungan sejenak, mungkin dengan menarik napas dalam-dalam sebelum mengucapkan doa, dapat membantu menyiapkan diri kita.
Adab Sebelum dan Sesudah Membaca Doa
Ada kaidah yang baik untuk diikuti sebelum dan sesudah membaca doa. Sebelum mengambil kendaraan, alangkah baiknya kita memberi waktu sejenak untuk tenang. Tarik napas dalam-dalam, niatkan dengan khusyuk, dan sampaikan doa dengan tulus dari hati. Setelah melakukan perjalanan dan sampai di tujuan, ingatlah untuk bersyukur. Lebih dari sekadar ucapan, syukur juga merupakan bentuk ketenangan batin yang meneguhkan kita.
Kadang, ketika kita terlampau terburu-buru, doanya menjadi terlewat. Namun, penting untuk mengingat bahwa setiap perjalanan, sekecil apapun, adalah dengan izin Tuhan. Mari kita ambil kesempatan ini untuk sepenuhnya menghadirkan diri dan berdoa.
Penutup: Saatnya Kita Meletakkan Beban
Gak semua yang kita pikirkan harus kita bawa pulang. Hiduplah dengan penuh harapan dan kebersyukuran. Melalui doa ini, kita belajar meletakkan beban di tangan Sang Pencipta dan mempercayakan setiap langkah kita kepada-Nya. Seperti yang diajarkan Nabi Nuh, doa adalah jembatan yang menghubungkan kita dengan Allah. Dalam setiap perjalanan yang kita ambil, semoga kita selalu ingat untuk berdoa dan menyerahkan diri kepada-Nya. Dengan begitu, kita bisa melangkah dengan hati yang lebih tenang dan penuh harapan.



