Kadang kita butuh waktu sejenak untuk berhenti. Bukan karena lelah fisik, tapi karena hati sedang ramai sendiri. Banyak hal yang kita simpan dalam benak — kekhawatiran tentang perjalanan yang akan dilalui, harapan-harapan yang terpendam, dan doa-doa yang belum terlontar. Apakah kita benar-benar melangkah dengan penuh percaya ataukah hanya mengandalkan keberuntungan semata? Dalam setiap perjalanan, terutama ketika naik kendaraan laut dan udara, doa menjadi teman setia yang menenangkan hati.
Kenapa Doa Ini Penting untuk Kita
Pernahkah kalian merasa mendebarkan saat melihat pesawat yang akan kita naiki? Apalagi saat masuk ke kapal yang besar berlayar di lautan yang tak terduga. Saat-saat seperti itu, sulit untuk tidak merasa cemas, bukan? Apa yang terjadi jika terjadi sesuatu yang tak diinginkan? Keresahan ini kadang membuat pikiran kita melayang jauh, sementara seharusnya kita bisa menikmati perjalanan.
Saya ingat satu momen ketika saya harus terbang ke luar negeri untuk sebuah seminar. Hati saya berdebar-debar saat mendengar pengumuman boarding. Saya bisa terlihat tenang di luar, tetapi dalam diri saya, ada ribuan percikan kekhawatiran. Bermula dari khawatir tentang pembicaraan di seminar hingga keselamatan selama penerbangan. Di tengah kerumunan, saya merasakan urgensi untuk berdoa. Bisa jadi, inilah saatnya untuk mengingat bahwa ada kekuatan yang lebih besar dari segala kekhawatiran kita.
Kisah Nyata di Balik Doa Ini
Seperti yang saya ceritakan sebelumnya, saat itu saya duduk di ruang tunggu bandara, sambil melihat orang-orang berlalu-lalang. Memang, segala hal baik dan buruk bisa terjadi dalam perjalanan. Teman saya, Rina, pernah mengalami pengalaman tak terlupakan saat naik kapal feri. Dia bercerita bagaimana hari itu cuacanya cerah, tetapi tiba-tiba badai datang menghampiri. Gelombang menghantam kapal dengan ganasnya, dan panik mulai merebak di antara penumpang.
Dalam situasi genting itu, Rina ingat satu nasihat dari neneknya: “Jangan pernah lupa berdoa, nak.” Saat itu, Rina merasakan ketenangan yang hadir ketika dia mulai melafalkan doa. Semua kekhawatirannya seolah mencair satu per satu, seakan membiarkan Tuhan mengurus segalanya. Di tengah ketidakpastian, Rina merasakan pelukan kasih Tuhan yang membimbingnya kembali ke daratan dengan selamat.
Lafal Doa dan Maknanya
Dalam setiap perjalanan, ada doa yang bisa kita panjatkan. Untuk kendaraan laut, kita sering menyebutnya doa ini:
Lafal Doa dalam Bahasa Arab
بِسْمِ اللَّهِ مَجْرَاهَا وَمُرْسَاهَا
(Allahumma inni as’aluka fi safarika barakatan wa fi makhrajika tathbahatan)
Versi Latin
Bismillah majraha wa mursaha
(Ya Allah, aku memohon kepadamu agar perjalanan ini diberkahi dan dilindungi)
Terjemahan ke Bahasa Indonesia
“Dengan nama Allah, pada saat kami berlayar dan berlabuh.”
Penjelasan Makna Doa
Dalam doa ini, kita tidak hanya meminta perlindungan, tetapi juga keberkahan dalam perjalanan kita. Memang, kita semua tahu bahwa segala sesuatu bisa terjadi, tetapi saat kita mempercayai bahwa Allah akan menjaga kita, beban di hati kita menjadi lebih ringan. Ada rasa percaya yang tumbuh dalam diri, seakan mengubah rasa takut menjadi harapan.
Kapan Waktu Terbaik untuk Membaca Doa Ini
Ada kalanya kita merasa lebih dekat dengan Tuhan, terutama ketika berada di atas air atau di udara. Momen ketika pesawat atau kapal mulai bergerak adalah saat yang begitu tepat untuk mengucapkan doa. Saat itulah hati kita bersih dari segala keraguan dan saat kita ingin memulai perjalanan baru. Bukan sekadar rutinitas, tetapi benar-benar momen di mana kita menyerahkan segala ketidakpastian kepada-Nya.
Adab Sebelum dan Sesudah Membaca Doa
Sebelum kita membaca doa, ada beberapa hal kecil yang bisa kita lakukan agar hati kita lebih khusyuk. Pertama, ambil napas dalam-dalam dan tenangkan pikiran. Cobalah untuk membuang segala kekhawatiran yang mengganggu. Niatkan dengan tulus bahwa kita ingin perjalanan ini menjadi berkah. Setelah membaca doa, lakukan refleksi sejenak, syukuri setiap langkah yang telah kita ambil. Ingat, perjalanan bukan hanya tentang untuk sampai ke tujuan, tetapi juga tentang setiap kenangan yang kita ciptakan selama perjalanan.
Penutup: Saatnya Kita Meletakkan Beban
Gak semua yang kita pikirkan harus kita bawa pulang. Kadang, cukup kita serahkan pada Tuhan — lewat satu doa yang tulus. Setiap perjalanan adalah pelajaran berharga, dan tentu saja adalah kesempatan bagi kita untuk mendekatkan diri kepada-Nya. Jadi, sebelum melangkah ke kapal atau memasuki pesawat, ingatlah untuk berdoa. Semoga perjalanan kita menjadi penuh keberkahan dan penuh rasa syukur. Mari kita letakkan beban di bahu kita dengan harapan dan iman, karena perjalanan ini adalah bagian dari takdir yang indah yang telah direncanakan-Nya.



