Kadang kita butuh waktu sejenak untuk berhenti. Bukan karena lelah fisik, tapi karena hati sedang ramai sendiri. Di tengah kesibukan hidup dan semua harapan yang terlintas di pikiran, ada satu loh momen yang sangat spesial bagi kita sebagai umat Muslim: berangkat haji. Ketika jemaah haji bersiap naik kendaraan, ada sebuah doa sederhana namun sarat makna yang bisa mengiringi langkah. Doa ini bukan hanya sekedar lafadz, melainkan sebuah pengharapan dan rasa syukur yang mendalam.
Kenapa Doa Ini Penting untuk Kita
Saya ingat betul, ketika saya berdiri di depan pintu pesawat yang akan membawa saya menuju Tanah Suci. Ada yang menggelitik di hati, campuran antara rasa berdebar, harapan, dan syukur yang melimpah. Layaknya mimpi yang menjadi nyata, rasa takut dan khawatir akan menyelimuti diri. Apakah doa-doa kita diijabah? Bisakah saya beribadah dengan khusyuk? Pengalaman suci ini bukan hanya sekadar perjalanan fisik, melainkan juga perjalanan spiritual yang memerlukan niat yang tulus.
Doa saat naik kendaraan, khususnya ketika akan berangkat haji, menjadi penekanan dari semua harapan itu. Terkadang kita butuh pengingat. Dalam perjalanan panjang itu, ada banyak ketidakpastian yang bisa kita hadapi, dan dengan doa, kita seakan berserah diri kepada Tuhan, melepaskan segala beban, dan bersiap untuk menerima apa pun yang akan terjadi.
Kisah Nyata di Balik Doa Ini
Beberapa tahun lalu, seorang teman saya, Ana, mengalami proses yang cukup menguras emosi sebelum berangkat haji. Dia adalah orang yang selalu bersemangat, tetapi kali ini wajahnya terlihat lebih serius. “Saya merasa ada tanggung jawab besar yang harus dibawa,” katanya. Dalam percakapan kami, dia mengungkapkan kekhawatirannya akan ibadah yang sempurna. Itu membuat saya berpikir, bagaimana kita sering kali memikul beban ekspektasi yang terlalu tinggi.
Saat hari keberangkatan tiba, Ana tampak lebih tenang. Seakan beban yang selama ini dia bawa terangkat setelah membaca doa sebelum naik kendaraan. Ketika dia melafalkan doa, saya merasakan ada energi yang berbeda di sekelilingnya. Ada kelegaan dan harapan baru. Di saat itulah saya menyadari betapa pentingnya doa ini bagi setiap hamba yang bepergian, terutama menuju tempat yang sakral.
Lafal Doa dan Maknanya
Lafal doa ketika naik kendaraan haji adalah:
Arabic:
سُبْحَانَ الَّذِي سَخَّرَ لَنَا هَذَا وَمَا كُنَّا لَهُ مُقْرِنِينَ ۖ وَإِنَّا إِلَى رَبِّنا لَمُنقَلِبُونَ
Latin:
Subhanal-ladzi sakhkhara lanaa haza wa ma kunna lahu muqrinin; wa innaa ila rabbinaa lamunqalibun.
Terjemahan:
“Mahasuci Dia yang telah menundukkan kendaraan ini kepada kami, padahal kami tidak akan mampu mengendalikannya, dan sesungguhnya kami akan kembali kepada Tuhan kami.”
Penjelasan Makna Doa
Membaca doa ini bukan sekadar melafalkan teks, melainkan merasakan betapa besar kuasa Allah dalam setiap langkah yang kita ambil. Ketika kita mengucapkan “Mahasuci Dia”, itu adalah pengakuan bahwa segala yang ada di dunia ini milik-Nya. Momen ini mengingatkan kita akan keterbatasan manusia, dan seberapa besar kita bergantung pada pertolongan Tuhan dalam menjalani setiap perjalanan hidup. Ada keinginan dalam doa tersebut untuk kembali kepada-Nya, meneguhkan niat bahwa tujuan utama kita adalah beribadah dan mendekatkan diri kepada-Nya.
Kapan Waktu Terbaik untuk Membaca Doa Ini
Sebelum naik kendaraan haji adalah waktu yang paling tepat untuk membaca doa ini. Namun tidak hanya itu, kondisi hati pun harus benar-benar kita jaga. Sebaiknya, sebelum melafalkan doa, kita menenangkan diri terlebih dahulu. Tarik napas dalam-dalam dan siapkan hati dengan penuh kerendahan.
Adab Sebelum dan Sesudah Membaca Doa
Ada adab-adab yang dapat kita lakukan sebelum dan sesudah membaca doa. Pertama, tenangkan diri dan buang segala kekhawatiran yang mungkin mengganggu konsentrasi. Kedua, niatkan dengan tulus bahwa kita berserah diri kepada Allah. Ketiga, setelah membaca doa, luangkan waktu sejenak untuk merenung dan berdoa sesuai dengan keinginan hati kita. Ini adalah momen yang sangat berharga untuk berintrospeksi dan memperkuat hubungan kita dengan Tuhan.
Penutup: Saatnya Kita Meletakkan Beban
Gak semua yang kita pikirkan harus kita bawa pulang. Kadang, cukup kita serahkan pada Tuhan — lewat satu doa yang tulus. Ketika kita mengucapkan doa ini, anggaplah itu adalah beban berat yang kita letakkan di depan Tuhan. Sekarang, saatnya kita bersiap untuk menjalani perjalanan suci dengan penuh rasa syukur, kerendahan hati, dan harapan yang tinggi.
Di ujung perjalanan, semoga kita semua dapat pulang dengan hati yang lebih tenang, lebih bersih, dan siap untuk berbagi cinta dan kedamaian kepada sesama. Inilah esensi dari ibadah haji, mengubah pengalaman itu menjadi lebih mendalam, tak hanya secara fisik, tetapi juga secara spiritual.
Selamat berdoa, teman-teman. Semoga setiap perjalanan kita menjadi lebih bermakna dan dekat kepada-Nya.



