Kadang kita butuh waktu sejenak untuk berhenti. Bukan karena lelah fisik, tapi karena hati sedang ramai sendiri. Ketika seseorang yang kita cintai melangkah untuk bepergian, entah itu untuk liburan, tugas pekerjaan, atau sekadar perjalanan singkat, sering kali hati kita dipenuhi dengan berbagai perasaan. Rindu, khawatir, dan harapan silih berganti. Di sinilah letak pentingnya doa untuk mendoakan orang bepergian; sebagai bentuk cinta dan kepedulian kita terhadap mereka yang kita sayangi.
Kenapa Doa Ini Penting untuk Kita
Pernahkah kalian merasakan kerinduan yang mendalam ketika melihat orang-orang yang kita cinta pergi? Hari itu, cuaca cerah meski hati saya gelisah. Temen saya, Rina, akan pergi ke Bali selama seminggu. Meskipun ia bersemangat, saya tidak bisa menahan pikiran: “Bagaimana kalau sesuatu terjadi padanya?” Saya ingat betul bagaimana orang tua saya selalu mendoakan saya setiap kali bepergian. “Doa adalah tameng, nak,” kata ibu. Dalam kebisingan pikiran saya, saya merasa beruntung punya alat yang sederhana tapi kuat ini—doa.
Doa bukan hanya sekadar ritual; ia adalah pengingat akan kehadiran Tuhan dalam perjalanan hidup kita. Setiap kali kita melafalkan doa, kita tidak hanya meminta perlindungan untuk orang yang pergi, tetapi juga merangkul rasa khawatir yang mungkin mengganggu pikiran kita. Kita memberi ruang bagi diri kita untuk merasakan kekhawatiran, sambil sekaligus mempercayakannya kepada Tuhan.
Kisah Nyata di Balik Doa Ini
Suatu hari ketika sahabat saya, Ahmad, berpamitan sebelum berangkat umrah, sesuatu di dalam diri saya bergetar. Saya ingat betul saat ia memeluk saya, dan tanpa sadar, saya mengucapkan doa yang sudah akrab di telinga. Saat itu, saya sedang dalam keadaan bimbang. Kehilangan nenek saya belum lama berlangsung, dan rasa takut itu menggerogoti hati saya. Dalam dua pelukan itu, ada rasa harapan, cinta, dan keikhlasan.
Seminggu setelah ia pergi, saya mendapat kabar bahwa Ahmad hampir terjebak dalam badai kecil. Beruntung, ia selamat dan bisa melanjutkan perjalanan dengan baik. Betapa syukurnya saya bisa melihat ia kembali lagi ke pangkuan keluarga. Di momen-momen seperti ini, baru saya sadari betapa besar kekuatan doa; ia seperti sinar yang membimbing kita di tengah kegelapan.
Lafal Doa dan Maknanya
Doa yang lazim dibaca untuk mendoakan orang bepergian adalah doa berikut:
Dalam bahasa Arab:
اَللّهُمَّ اِنّي أَسْأَلُكَ سَفَرًا طَيّبًا وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ سَفَرٍ عَلَيْهِ شِقَاقٌ وَمَكَانَ سُوءٍ
Dalam versi latin:
Allahumma inni as’aluka safaran tayyiban, wa a’udhu bika min safarin ‘alayhi shiqaqun, wa makan su’in.
Terjemahan ke bahasa Indonesia:
“Ya Allah, aku memohon kepada-Mu perjalanan yang baik dan aku berlindung kepada-Mu dari perjalanan yang menyusahkan dan tempat yang buruk.”
Penjelasan Makna Doa
Dalam doa ini, kita tidak hanya meminta perjalanan yang baik, tetapi juga melindungi diri dari segala keburukan. Semakin dekat kita kepada Tuhan, semakin kita merasakan ketenangan dalam hati kita. Tiap kata yang kita ucapkan berfungsi sebagai pengingat untuk selalu bersyukur kepada-Nya. Perjalanan hidup adalah misteri, dan dengan berdoa, kita berusaha untuk tetap berpegang pada cahaya-Nya.
Kapan Waktu Terbaik untuk Membaca Doa Ini
Doa ini bisa kita lafalkan sebelum seseorang berangkat. Namun, ada juga momen-momen lain yang tepat untuk mengucapkannya. Misalnya, saat kita sendiri sedang dalam perjalanan atau ketika ada ketegangan dalam hati yang datang tanpa diundang. Suasana tenang, seperti saat sebelum tidur atau saat berdzikir, juga sangat direkomendasikan. Dalam keadaan tersebut, kita bisa lebih khusyuk dan menyentuh relung hati yang paling dalam.
Adab Sebelum dan Sesudah Membaca Doa
Sebelum membaca doa, ada beberapa hal yang bisa kita lakukan untuk menyiapkan hati. Cobalah untuk diam sejenak, ambil napas dalam-dalam, dan niatkan dengan tulus. Ini adalah saat di mana kita bisa merasakan koneksi dengan Tuhan. Setelah membacanya, jangan langsung beranjak. Luangkan waktu untuk berdiam sejenak, merenung, dan merasakan makna dari doa yang baru saja kita ucapkan.
Penutup: Saatnya Kita Meletakkan Beban
Gak semua yang kita pikirkan harus kita bawa pulang. Kadang, cukup kita serahkan pada Tuhan — lewat satu doa yang tulus. Setiap perjalanan yang kita ambil membawa risiko dan ketidakpastian. Namun, dengan doa, kita bisa meyakinkan diri bahwa ada kekuatan yang lebih besar yang menjaga orang-orang yang kita cinta. Mari kita jadikan momen berdoa ini sebagai sarana untuk melepaskan beban, merangkul cinta, dan mempercayakan segalanya kepada-Nya.
Kita tidak sendirian. Tuhan selalu bersama kita. Dalam setiap perjalanan, mari satu sama lain menjadi doa yang saling memeluk, tetap mengingat tujuan kita untuk kembali dengan selamat.



