Kadang kita butuh waktu sejenak untuk berhenti. Bukan karena lelah fisik, tapi karena hati sedang ramai sendiri. Bayangkan, hari ini saya harus pergi jauh, meninggalkan rumah yang hangat dan segala kenangan di dalamnya. Ketika kita melangkah keluar, selalu ada rasa cemas yang sulit untuk dijelaskan. Apakah perjalanan ini akan aman? Apakah saya akan kembali dengan selamat? Dalam momen-momen ini, saya selalu merasa perlu untuk berdoa, khususnya doa keluar rumah bepergian jauh.
Kenapa Doa Ini Penting untuk Kita
Lalu, muncul pertanyaan, kenapa doa ini begitu penting? Semua bermula dari pengalaman yang tak terlupakan saat saya melakukan perjalanan jauh bersama teman-teman. Kami sudah merencanakan liburan itu selama berbulan-bulan. Antusiasme mengisi setiap percakapan kami, tetapi di balik semua kebahagiaan itu, ada keraguan yang menggerogoti hati. Ditemani suara kendaraan yang lalu lalang di depan rumah, saya teringat akan pentingnya menyandarkan harapan kepada Yang Maha Kuasa.
Di malam sebelum keberangkatan, saya terbangun dari tidur lelap. Gambaran tentang perjalanan itu terlintas, membawa serta wajah-wajah yang saya cintai. Tetapi ada satu hal yang selalu menghantui: keamanan. Saya ingat ayah saya pernah berkata, “Sebelum bepergian, berdoalah agar dilindungi.” Ya, begitulah. Doa adalah jembatan antara kita dan perlindungan-Nya. Dalam kepingan kesadaran itu, saya tahu, melepas beban dengan berdoa adalah langkah yang tepat.
Kisah Nyata di Balik Doa Ini
Waktu itu, saya sedang duduk di ruang kerja, semua orang pulang, tetapi saya belum siap. Rasanya kayak ada beban yang belum saya taruh. Mungkin banyak dari kita pernah merasakan hal ini, kawan. Benar-benar ingin pergi, tetapi ada yang tertinggal di dalam hati. Kenangan lucu, harapan yang tidak terucapkan, kekhawatiran akan hal-hal yang tak terduga. Dalam kesunyian itu, saya berusaha menguatkan diri sambil mengingat kisah teman yang juga mengalami perjalanan jauh.
Dia pernah pergi ke sebuah desa terpencil. Awalnya, dia ragu dan merasa sedikit tidak nyaman. Tapi dia ingat untuk berdoa; dia mengingat doa bepergian yang diajarkan oleh orang tuanya. Dia merasa tenang dan melangkah. Selama perjalanan, dia mengalami banyak hal: pemandangan indah, dekat dengan alam, dan bahkan situasi menegangkan yang membuatnya harus berani. Tapi untungnya, dia kembali dengan selamat, merasa dikuatkan.
Doa itu bukan hanya sekedar kata-kata. Itu adalah penghubung antara hati kita dengan kekuatan yang lebih besar. Saya ingat, usai melakukan perjalanan itu, dia memposting sebuah kutipan dari Al-Qur’an, “Dan jika kamu dalam perjalanan di bumi, maka tidak ada dosa atasmu untuk meng-qashar shalat.” (QS An-Nisa: 101). Sepenggal kalimat itu terasa menghentak, mengingatkan saya bahwa perjalanan adalah bagian dari kehidupan yang perlu kita jalani dengan penuh keyakinan dan harapan.
Lafal Doa dan Maknanya
Berbicara tentang doa, kita perlu tahu lafalnya. Doa yang biasanya saya baca sebelum pergi jauh adalah sebagai berikut:
اللّهُمَّ إنِّي أَسْأَلُكَ في السَّفَرِ بَرَكَاتٍ
Allahumma inni as’aluka fi as-safari barakatin.
Ya Allah, aku memohon kepada-Mu keberkahan dalam perjalanan ini.
وَاللّهُمَّ إنِّي أَسْأَلُكَ في السَّفَرِ أن تَكُونَ مَعِيَ
Wa Allahumma inni as’aluka fi as-safari an takuna ma’i.
Ya Allah, aku memohon kepada-Mu untuk senantiasa bersamaku dalam perjalanan ini.
Terjemahan doa tersebut sangat mendalam. Ini adalah pernyataan pengharapan dan keinginan kita agar Allah memberikan keberkahan dan perlindungan selama perjalanan. Saat mengucapkannya, saya merasa seolah Allah mendengar setiap detak jantungku, setiap rasa cemas yang menggelayut.
Penjelasan Makna Doa
Makna dari doa ini sebenarnya sederhana. Kita semua ingin merasa aman dan diperhatikan, bukan? Dalam perjalanannya, sangat mungkin hal-hal yang tidak terduga terjadi. Namun, saat kita mengingat bahwa kita memiliki pengharapan yang lebih besar dari segalanya—yakni Tuhan—kita bisa merasa tenang. Ini bukan hanya sekedar kata-kata, tetapi pengakuan bahwa kita tidak sendiri. Saat saya melangkah, perasaan legah itu datang, bahwa Allah bersamaku.
Kapan Waktu Terbaik untuk Membaca Doa Ini
Berbicara tentang waktu yang tepat untuk membaca doa ini, saya merasa ada beberapa momen yang perlu dicermati. Tentu saja, tak ada waktu tertentu yang mutlak, tetapi saya terbiasa membaca doa ini dalam beberapa situasi:
-
Sebelum Memulai Perjalanan. Ini adalah saat yang paling jelas. Sebelum memasuki kendaraan, saya sering kali menutup mata sejenak, menarik napas dalam-dalam, dan mengucapkan doa ini. Rasanya seperti melepaskan beban, memberi diri saya izin untuk pergi.
-
Saat Cemas atau Ragu. Ketika perasaan takut muncul, entah akan cuaca buruk atau jalan yang tidak mengenakan, saya ingatkan diri untuk berdoa. Rasa lega itu hadir ketika ingatan akan doa mengalir.
Adab Sebelum dan Sesudah Membaca Doa
Ritual kecil juga bisa membuat perbedaan. Sebelum berdoa, ada baiknya kita menciptakan suasana hati yang tenang. Tarik napas dalam-dalam, resapi setiap hembusan udara yang masuk dan keluar. Pastikan hatimu berfokus, niatkan dengan khusyuk. Itulah saat di mana kita bisa berbicara kepada Tuhan dengan lebih intim.
Setelah membaca doa, berikan waktu sejenak untuk meresapi rasa syukur. Nikmati momen itu, seolah-olah kita sudah mendapatkan apa yang kita inginkan. Menghadapi perjalanan dengan sikap positif akan memberi kita pengalaman yang lebih berharga.
Penutup: Saatnya Kita Meletakkan Beban
Gak semua yang kita pikirkan harus kita bawa pulang. Kadang, cukup kita serahkan pada Tuhan—lewat satu doa yang tulus. Saat kita mulai melangkah, kita membiarkan segala beban itu menjadi ringan.
Doa keluar rumah bepergian jauh adalah pengingat bagi kita bahwa setiap perjalanan adalah bagian dari rencana-Nya. Kita mungkin tidak tahu apa yang akan menanti di depan, tetapi kita bisa yakin, dengan iman dan doa, kita mampu melewati apa pun. Mari kita letakkan beban dan izinkan Tuhan berperan dalam setiap langkah yang kita ambil. Kita tidak sendirian dalam perjalanan hidup ini.


