Kadang kita butuh waktu sejenak untuk berhenti. Bukan karena lelah fisik, tapi karena hati sedang ramai sendiri. Begitulah perasaan saya saat melangkah ke dalam kehidupan baru setelah pernikahan. Momen-momen itu penuh harapan, rasa cemas, dan segala macam perasaan yang mencampur aduk. Dalam satu perjalanan baru yang begitu indah, saya merasa penting untuk menyentuh aspek spiritual dari hubungan ini — salah satunya adalah untuk menghayati doa bersetubuh.
Kenapa Doa Ini Penting untuk Kita
Setiap kali saya mendengar tentang pasangan yang baru menikah, ada satu hal yang selalu terlintas di benak saya: bagaimana mereka mengawali hari-hari indah dalam kehidupan baru ini. Ketika saya dan pasangan pertama kali menjalani malam pertama, ada banyak rasa yang berkumpul. Kegembiraan, rasa ingin tahu, dan tentu saja, sedikit kecemasan. Namun, di tengah semua itu, kami juga merasa adanya kehadiran Sang Pencipta. Dan di sinilah keberadaan doa menjadi begitu penting.
Bukan hanya sekadar ritual, doa ini merupakan pengingat bagi kita untuk selalu bersama-Nya, dalam setiap langkah dan keputusan. Doa bersetubuh bukan hanya untuk meminta berkah dan perlindungan, tetapi juga untuk menyatukan dua jiwa ke dalam satu tujuan, yaitu menciptakan keluarga yang sakinah, mawaddah, dan rahmah.
Kisah Nyata di Balik Doa Ini
Malam itu, setelah seharian penuh kegiatan pernikahan, hati saya seolah bergetar. Saya duduk di sisi ranjang, menatap pasangan saya yang juga sedang beradaptasi dengan perasaan baru ini. Tiba-tiba, seolah teringat sesuatu yang sangat penting, saya meminta dia untuk bersama saya berdoa.
Sesaat setelah itu, kami memegang tangan satu sama lain dan memanjatkan doa. Dalam momen ini, saya merasakan ketenangan yang tidak bisa dijelaskan. Semua kekhawatiran dan kecemasan seolah menguap seiring dengan lafaz yang kami ucapkan. Dalam hati, saya berjanji untuk menjalani hidup ini tidak hanya berpasangan, tetapi sebagai dua individu yang saling mendukung dan menguatkan setiap harinya.
Kesadaran bahwa kami sedang memulai petualangan ini bersama-sama, dan dengan izin-Nya, meyakinkan saya bahwa kami dapat menghadapi segala rintangan yang akan datang. Dalam doa itu, kami tak hanya meminta agar segalanya menjadi indah, tetapi juga mengingatkan diri kami untuk selalu bersyukur dalam setiap keadaan.
Lafal Doa dan Maknanya
Doa yang kami ucapkan cukup sederhana, namun memiliki makna yang mendalam. Berikut ini lafaz doa bersetubuh dalam bahasa Arab:
اللّهُمَّ اجعَلْ بينَنَا مَحبَّةً ورَحْمَةً وارزُقْنَا الذّريّةَ الصّالحةَ
Versi latinnya:
Allahumma aj’al baynana mahabbatan wa rahmatan warzuqna dhurriyyatan salihatan.
Terjemahan ke dalam bahasa Indonesia:
“Ya Allah, jadikanlah di antara kami cinta dan kasih sayang, dan anugerahkanlah kepada kami keturunan yang baik.”
Penjelasan Makna Doa
Doa ini bukan hanya sekadar meminta, tetapi juga merupakan harapan dan komitmen. Saat menyebut nama Allah, saya merasa seolah berserah sepenuhnya. Saya mengingatkan diri untuk tidak hanya fokus pada kepuasan diri, tetapi juga pada kebahagiaan pasangan. Di dalamnya terkandung makna bahwa hubungan yang baik akan dilandasi dengan cinta dan kasih sayang. Yang lebih penting, kami juga memohon kepada-Nya agar senantiasa diberkahi dengan keturunan yang baik dan soleh.
Kapan Waktu Terbaik untuk Membaca Doa Ini
Membaca doa bersetubuh sebaiknya dilakukan dalam keadaan tenang. Usahakan untuk melakukannya ketika hati kita sedang bersih dari rasa kecewa atau emosi negatif. Momen-momen di mana kita merasa dekat satu sama lain, seperti sebelum tidur atau saat berbagi momen romantis, adalah waktu yang tepat.
Adab Sebelum dan Sesudah Membaca Doa
Ada beberapa hal yang perlu diingat sebelum dan sesudah membaca doa ini. Yang pertama, tenangkan hati dan pikiran. Tarik napas dalam-dalam dan niatkan dengan khusyuk. Setelah membaca doa, tidak ada salahnya untuk menghabiskan waktu bersama sambil berbincang. Diskusikan perasaan satu sama lain, berbagi harapan dan impian tentang masa depan. Ini bukan hanya soal fisik; kami juga menekankan pentingnya membangun emotional connection yang kuat.
Penutup: Saatnya Kita Meletakkan Beban
Gak semua yang kita pikirkan harus kita bawa pulang. Kadang, cukup kita serahkan pada Tuhan — lewat satu doa yang tulus. Momen-momen berharga dalam pernikahan terasa lebih ringan ketika kita meletakkan segala keraguan dan ketakutan kepada-Nya.
Setelah membaca doa itu, saya merasakan perubahan dalam diri saya dan pasangan. Malam itu bukanlah akhir dari perjalanan, melainkan awal dari segalanya. Dengan keyakinan akan kehadiran-Nya, kami belajar untuk menghadapi setiap liku-liku kehidupan berdua. Berharap agar setiap doa yang dibaca tidak hanya menjadi rutinitas, tetapi menjadi pengingat untuk hidup sebagai pasangan yang saling melengkapi.
Semoga perjalanan ini membawa kita untuk mengingat bahwa cinta itu bukan hanya tentang memiliki, tetapi tentang berbagi, mengerti, dan saling menguatkan. Mari kita jalani setiap hari dengan penuh kesadaran, membangun cinta yang tulus dan langgeng bagi keluarga yang kita impikan.



