Kadang kita butuh waktu sejenak untuk berhenti. Bukan karena lelah fisik, tapi karena hati sedang ramai sendiri. Setiap kali saya hendak pergi ke masjid, rasanya seperti menyambut satu keheningan yang telah lama ditunggu. Dalam perjalanan menuju masjid, pikiran seringkali bercampur aduk: apa yang akan saya lakukan setelah shalat, bagaimana kondisi keluarga, dan berbagai urusan lainnya. Dalam momen-momen tersebut, satu hal yang selalu saya ingat adalah doa bepergian.
Kenapa Doa Ini Penting untuk Kita
Setiap perjalanan memiliki makna tersendiri. Baik perjalanan jauh atau dekat, selalu ada keresahan yang menanti. Saat melangkah kaki menuju masjid, saya sering merasa gelisah. Pikiran saya melayang, mencari tahu apakah saya sudah meninggalkan hal-hal penting. Dalam keadaan seperti inilah, doa bepergian menjadi jangkar bagi jiwa saya. Saya percaya, dengan berdoa, saya melibatkan Allah dalam setiap langkah yang saya ambil. Doa ini memberi saya ketenangan, seolah-olah saya berkata kepada diri sendiri, “Segala urusan ini dekat dengan-Nya.”
Di satu sisi, perjalanan ke masjid adalah langkah fisik, tetapi di sisi lain, itu adalah perjalanan spiritual. Ketika kita bersiap-siap, kita tidak hanya membawa tubuh kita, tetapi juga harapan, keinginan, dan muatan batin yang lain. Doa ini menjadi alat untuk melepaskan semua beban yang mungkin kita terima dari dunia luar, menjadikan hati kita ringan saat melangkah.
Kisah Nyata di Balik Doa Ini
Suatu ketika, saya teringat saat pertama kali pergi ke masjid sendiri. Saya masih SMA, dan saat itu saya sangat cemas. Rasanya seperti ada beban yang mengganjal di dada. Saya ingat, saya berjalan pelan-pelan, merasakan angin sepoi-sepoi, tetapi hati ini tetap tidak tenang. Begitu sampai di depan pintu masjid, saya merasakan detak jantung berdebar kencang. Saat itu saya berdoa, “Ya Allah, tenangkanlah hatiku dan bimbinglah langkahku.”
Setelah melafalkan doa bepergian, entah bagaimana, rasa cemas itu perlahan mulai memudar. Saya beranjak masuk dan mengikuti shalat berjamaah. Keberadaan para jamaah lain, suasana masjid yang tenang, dan ketenangan itu membuat saya merasa diterima. Dalam shalat, saya merasakan kehadiran Allah dengan begitu dekat. Dalam perjalanan pulang, saya merasa seolah saya telah menjalani sebuah perjalanan batin yang membawa saya lebih dekat kepada-Nya.
Lafal Doa dan Maknanya
Doa ketika bepergian ke masjid ini sangat sederhana, tapi penuh makna. Berikut adalah lafalan doanya:
Dalam bahasa Arab:
اللّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ فِي سَبِيلِكَ فِي طَرِيقِكَ لَا تَجْعَلْنِي فِي هَذَا الطَّرِيقِ مَقَامًا لِلَّهِ
Versi latin:
Allahumma inni as’aluka fi sabilika fi tareeqika la taj’alni fi hadha al-tariqi maqaman lillah.
Terjemahan Bahasa Indonesia:
“Ya Allah, aku memohon kepada-Mu dalam perjalanan ini agar Engkau tidak menjadikan aku sebagai penghalang bagi kebesaran-Mu.”
Penjelasan Makna Doa
Menggali lebih dalam makna doa ini, rasanya semakin terasa dekat dengan harapan kita. Saat mengucapkan kata-kata tersebut, saya merasa seolah saya berkomitmen untuk menjadi baik dan memberikan yang terbaik dalam perjalanan saya. Ada kesadaran bahwa setiap langkah seharusnya membawa saya lebih dekat kepada Allah, bukan menjauh. Dalam doa ini, ada ungkapan kerentanan kita sebagai manusia, mengingatkan kita bahwa kita tidak sendiri dalam perjalanan hidup ini. Ada kekuatan yang lebih besar yang membimbing dan memberi makna pada setiap langkah.
Kapan Waktu Terbaik untuk Membaca Doa Ini
Saya selalu merasa bahwa setiap waktu adalah waktu yang tepat untuk berdoa. Namun, ada saat-saat tertentu yang lebih mendalam untuk mengungkapkan doa ini. Misalnya, sebelum berangkat dari rumah, saat kita hendak memasuki area masjid, atau bahkan saat kita merasa ragu sebelum menghadap-Nya dalam shalat. Ketika hati kita terasa gelisah atau banyak pikiran, saat-saat itu bisa jadi waktu terbaik untuk melafalkan doa bepergian.
Adab Sebelum dan Sesudah Membaca Doa
Sebelum membaca doa, ada baiknya kita mengambil waktu untuk menenangkan diri. Cobalah untuk menarik napas dalam-dalam, merasakan ketenangan dalam diri. Niatkan doa kita dengan khusyuk dan tulus. Setelah melaksanakan shalat, jangan lupa untuk kembali berdoa, mengungkapkan rasa syukur atas kesempatan yang diberikan untuk beribadah, berbagi kebahagiaan dengan sesama.
Penutup: Saatnya Kita Meletakkan Beban
Gak semua yang kita pikirkan harus kita bawa pulang. Kadang, cukup kita serahkan pada Tuhan — lewat satu doa yang tulus. Ketika kita menyerahkan semua beban, pikiran, dan harapan, kita bisa lebih fokus pada saat ini, menikmati momen di masjid yang penuh ketenangan dan suci. Mari, teman-teman, saat kita bepergian ke masjid, ingatlah untuk mengingat-Nya dalam setiap langkah. Semoga perjalanan kita senantiasa diberkahi dan penuh makna.



