Kadang kita butuh waktu sejenak untuk berhenti. Bukan karena lelah fisik, tapi karena hati sedang ramai sendiri. Ketika mengemudikan mobil, saya sering bertemu dengan berbagai macam perasaan, mulai dari kegembiraan hingga kecemasan. Setiap kali saya menginjak pedal gas, ada sepotong doa yang terbersit dalam benak, mengingatkan saya pentingnya memohon perlindungan saat berkendara.
Kenapa Doa Ini Penting untuk Kita
Mengemudikan kendaraan bukanlah sekadar aktivitas rutin, apalagi di negeri yang masih penuh dengan tantangan seperti Indonesia. Dalam perjalanan, saya kadang merasa tertekan oleh kemacetan, cuaca buruk, atau bahkan pengemudi lain yang bisa tiba-tiba membuat saya terkejut. Di tengah semua hiruk-pikuk itu, saya selalu merasakan betapa rentannya kehidupan ini.
Suatu ketika, saat saya pulang larut malam, jalanan sepi dan tidak terduga. Di tengah keheningan malam, pikiran saya melayang pada ayah yang selalu menekankan pentingnya berdoa sebelum berkendara. Rasa syukur muncul setiap kali mengingat betapa doa itu membuat perjalanan saya terasa lebih tenang dan aman. Kesadaran itulah yang membuat saya semakin yakin bahwa doa berkendara salaf ini bukan sekadar ritual, tetapi sebuah kebutuhan.
Kisah Nyata di Balik Doa Ini
Waktu itu saya sedang duduk di ruang kerja, semua orang pulang, tapi saya belum siap. Rasanya kayak ada beban yang belum saya taruh. Saat itulah, saya teringat salah satu teman dekat, Ali, yang selalu menyempatkan diri membaca doa sebelum berkendara. Permintaan penuh rasa syukur dan harapan itu seolah menjadi perisai bagi perjalanan hidupnya.
Suatu malam, saat hendak ke acara reuni teman-teman sekolah, Ali meyakinkan saya untuk tidak terburu-buru. “Gak ada salahnya kan berdoa dulu sebelum berangkat?,” katanya. Ragu memang, tetapi saya ikut juga menutup mata sejenak, meresapi setiap lafaz doa yang diucapkan Ali. Dalam perjalanan, kami melewati jalan yang banyak lubangnya—berpuluh kali saya merasa hampir kehilangan kendali. Namun, seperti mujizat, kami sampai dengan selamat dan rasa syukur tak henti-hentinya terucap.
Sejak hari itu, saya pun menjadikan doa berkendara ini sebagai bagian dari rutinitas. Melihat Ali dan bagaimana dia mengandalkan doa membuat saya mengingat kembali esensi dari semua ini: bergantung pada Yang Maha Kuasa tanpa mengesampingkan usaha.
Lafal Doa dan Maknanya
Lafal Doa
اللّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ فِي سَفَرِي هَذَا البِرَّ وَالتَّقْوَى وَمِنَ الْعَمَلِ مَا تَرْضَى
Latin:
Allahumma inni as’aluka fi safarika hadha al-birra wat-taqwa wa min al-amali ma tardha.
Terjemahan:
“Ya Allah, aku memohon kepada-Mu dalam perjalanan ini untuk kebaikan dan ketaqwaan, serta dari amal yang Engkau ridai.”
Penjelasan Makna Doa
Membaca doa ini bukan hanya sekadar lafaz yang diucapkan. Ada sebuah lamunan di balik setiap kata, harapan akan keselamatan, dan niatan untuk melakukan perjalanan yang baik. Pada dasarnya, ini adalah pengingat bagi kita bahwa setiap langkah yang kita ambil itu memerlukan keberkahan—baik dalam tujuan maupun dalam amal perbuatan selama perjalanan.
Doa ini juga mencerminkan rasa ketergantungan kita terhadap Allah. Setiap kali kita merasa lelah dan berusaha sendiri, saat itulah kita perlu merendahkan hati dan meminta bimbingan-Nya. Penyemangat tersendiri ketika kita tahu bahwa, di dalam setiap perjalanan, ada Dia yang menjaga.
Kapan Waktu Terbaik untuk Membaca Doa Ini
Bagi saya, waktu terbaik untuk membaca doa ini adalah sebelum menyetir, ketika saya merasa tenang dan siap untuk menuju tujuan. Suasana hati yang seimbang bisa menjadi kunci untuk membuka kelancaran perjalanan kita. Sebelum menyalakan mesin, saat melihat jalan yang terbentang, saya berusaha merenung sejenak.
Sebaiknya, jauhkan ponsel dan hal lain yang bisa mengalihkan konsentrasi. Fokuskan niat dan ingatkan diri untuk membaca doa ini dengan khusyuk. Apalagi saat berada dalam cuaca yang tidak bersahabat atau saat merasa cemas. Saat-saat genting seperti itu, doalah dengan penuh keyakinan.
Adab Sebelum dan Sesudah Membaca Doa
Melatih diri sebelum membaca doa juga sangat penting. Tarik napas dalam-dalam, tenangkan pikiran, dan niatkan perjalanan dengan baik. Setelah doa, jangan lupa bersyukur atas misinya. Meskipun kadang kita mengalami hambatan, bersyukur bahwa kita masih bisa melanjutkan perjalanan.
Saat tiba di tujuan, jangan lupakan pula untuk mengucapkan syukur. Setiap perjalanan yang selamat adalah karunia. Balaslah dengan rasa terima kasih, baik di dalam hati maupun melalui ucapan.
Penutup: Saatnya Kita Meletakkan Beban
Gak semua yang kita pikirkan harus kita bawa pulang. Kadang, cukup kita serahkan pada Tuhan — lewat satu doa yang tulus. Dalam setiap perjalanan, ada keheningan sebelum kita mulai, ada harapan di dalam setiap lafaz, dan ada kasih sayang-Nya yang mengelilingi kita.
Mari kita ingat bahwa setiap perjalanan, baik dekat atau jauh, membawa pelajaran. Doa tidak hanya sekadar kalimat, tetapi sebuah pengingat akan ada yang menjaga kita. Dengan membaca doa berkendara salaf ini, kita tidak hanya meminta keselamatan, tetapi juga menggenggam harapan untuk perjalanan yang penuh berkah.
Dengan kita meletakkan setiap beban dan menyerahkannya kepada Tuhan, saya percaya setiap perjalanan bisa menjadi lebih bermakna. Bergantung pada-Nya, itu adalah pilihan yang paling bijaksana.


