Kadang kita butuh waktu sejenak untuk berhenti. Bukan karena lelah fisik, tetapi karena hati sedang ramai sendiri. Dalam kesibukan sehari-hari, kita seringkali melupakan pentingnya meminta perlindungan dan bimbingan saat melangkah pergi, apalagi ketika menembus lautan yang luas dan tak terduga. Selama perjalanan, entah itu menuju pulau impian atau sekadar menyeberang laut, ada satu hal yang selalu saya harapkan: Doa.
Kenapa Doa Ini Penting untuk Kita
Saya ingat perjalanan pertama saya ke Bali. Awalnya, saya hanya ingin menikmati matahari terbenam sambil duduk manis di tepi pantai. Namun, saat kapal mulai berlayar, gelombang mulai berkejaran dengan kapal yang kami naiki. Hati saya bergetar, bukan karena ombak besar, tetapi lebih karena rasa khawatir yang berlebihan. Dalam ketidakpastian itu, entah kenapa, saya merasakan dorongan untuk berdoa.
Doa berkendaraan laut bukan hanya sekadar ritual, namun sebuah pengingat bahwa setiap perjalanan memiliki potensi risiko. Ketika air laut yang dalam dan ganas mengelilingi kita, perasaan kecil dan rentan itu tentu menggugah semua orang untuk tersentuh pada Sang Pencipta. Kita semua ingin selamat, tetapi lebih dari itu, kita ingin merasa tenang dan nyaman di dalam setiap langkah yang kita ambil. Doa ini penting karena ia menjadi jembatan antara harapan dan kenyataan, antara ketakutan dan keberanian, di tengah lautan yang tak terduga.
Kisah Nyata di Balik Doa Ini
Saat itu saya sedang duduk di ruang kerja, semua orang pulang, tetapi saya belum siap untuk pulang. Di benak saya, terbayang perjalanan laut yang akan saya lakukan besok. Kapal besar akan membawa saya dari satu pulau ke pulau lainnya. Rasa campur aduk, antara rasa penasaran dan sedikit kecemasan, membayangi pikiran saya. Tiba-tiba, sebuah pesan dari teman yang sudah berpengalaman dalam perjalanan laut datang. Ia menulis,
“Jika kau merasa ragu, jangan lupa untuk baca doa berkendaraan sebelum berangkat. Itu selalu membantuku.”
Saya pun teringat kalimat yang pernah saya baca, bahwa doa adalah pengaman yang akan menuntun kita di mana pun kita berada. Di tengah malam yang sunyi, saya membuka Al-Qur’an, berusaha mengingat lafaz doa tersebut. Dan ketika saya berhasil mengingatnya, seolah beban di pundak saya sedikit berkurang.
Lafal Doa dan Maknanya
Lafal doa berkendaraan laut yang sering saya baca adalah:
بِسْمِ اللَّهِ مَجْرَاهَا وَمُرْسَاهَا إِنَّ رَبِّي لَغَفُورٌ رَّحِيمٌ
(‘Bismillahi Majraha wa Mursaha, Inn Rabbii Laghafoorur Raheem’)
Dalam Latin, doa ini bisa ditulis sebagai:
Bismillahi Majraha wa Mursaha, Inn Rabbii Laghafoorur Raheem.
Makna dalam bahasa Indonesia adalah:
“Dengan nama Allah, tempat perlayaran dan tempat berlabuhnya. Sesungguhnya Tuhanku Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”
Penjelasan Makna Doa
Doa ini bukan hanya ungkapan kata-kata, tetapi sebuah pengharapan. Ketika kita melafazkannya, kita menyerahkan seluruh perjalanan kepada Allah. Perasaan tenang menyelimuti hati kita, karena kita meyakini bahwa ada kekuatan yang lebih besar daripada gelombang yang menerpa. Dalam keyakinan ini, saya menemukan makna perlindungan dan kasih sayang-Nya. Sebuah pengingat bahwa di saat-saat paling genting, Dia selalu ada di sisi kita.
Kapan Waktu Terbaik untuk Membaca Doa Ini
Saat yang tepat untuk membaca doa ini bisa beragam. Namun, pengalaman saya mengatakan bahwa sebelum kapalnya berangkat adalah waktu yang paling ideal. Bayangkan saat-saat Anda berdiri di tengah-tengah aktivitas, saat mesin kapal mulai mengeluarkan bunyi yang berdentum, baca doa ini dengan khusyu’ dan niat tulus.
Dalam momen tenang itu, hati kita bisa lebih mudah meresapi makna dari doa tersebut. Menghadap ke arah lautan yang luas, saat melihat gelombang yang terbentang, kita dapat merasakan kedekatan dengan Sang Pencipta. Semakin kuat rasa kedekatan itu, semakin tenang hati ketika menghadapi apa pun yang mungkin terjadi.
Adab Sebelum dan Sesudah Membaca Doa
Sebelum membaca doa, ada baiknya kita mengambil waktu sejenak untuk merenung. Tarik napas dalam-dalam, coba rasakan setiap detak jantung, dan niatkan untuk memohon perlindungan dengan tulus. Ketenangan ini penting agar hati kita bisa penuh dengan harapan.
Setelah membaca doa, selalulah menghargai setiap perjalanan kita. Ucapkan terima kasih kepada Allah atas perjalanan yang telah diberikan, baik itu baik atau buruk. Ingatlah, setiap pengalaman mengajarkan kita sesuatu yang berharga.
Penutup: Saatnya Kita Meletakkan Beban
Belajar untuk melepaskan beban bukanlah hal yang mudah. Kita sering kali terjebak dalam pikiran dan kekhawatiran. Gak semua yang kita pikirkan harus kita bawa pulang. Kadang, cukup kita serahkan pada Tuhan — lewat satu doa yang tulus. Dengan meletakkan semua kekhawatiran di hadapan-Nya, kita bisa melangkah lebih ringan, bahkan di tengah lautan yang berombak.
Melalui setiap perjalanan, biarkanlah doa berkendaraan laut menjadi pengingat untuk kita. Bahwa bukan hanya tentang sampai ke tujuan, tetapi juga bagaimana kita melakukannya. Semoga setiap pelayaran kita di lautan menjadi sebuah perjalanan yang penuh berkah, dengan Tuhan selalu di sisi kita.



