Kadang kita butuh waktu sejenak untuk berhenti. Bukan karena lelah fisik, tapi karena hati sedang ramai sendiri. Sehari-hari, kita berhadapan dengan berbagai macam tantangan, mulai dari kemacetan di jalanan hingga perasaan cemas saat membawa orang tercinta. Dalam momen-momen itulah, sering kali saya merasakan pentingnya berdoa sebelum berkendara. Ternyata, ada doa dalam bahasa Arab yang bisa menjadi pengingat bagi kita untuk berserah diri.
Kenapa Doa Ini Penting untuk Kita
Mungkin kalian pernah merasakan hal yang sama. Berangkat kerja di pagi hari, di tengah deretan kendaraan yang berbaris panjang. Di sinilah kita mulai merasakan keresahan. Bukan hanya tentang tujuan yang harus dicapai, tetapi juga tentang perjalanan itu sendiri. Keberadaan kendaraan di depan kita, suara klakson, bahkan gapura percakapan di radio bisa membuat kita merasa tertekan.
Di saat-saat seperti itu, saya dituntun untuk menangkap kembali esensi berkendara. Mengingat bahwa setiap perjalanan adalah bagian dari siklus kehidupan yang lebih besar. Ada banyak cerita dan orang-orang yang bergantung pada perjalanan ini. Seperti saat membawa anak ke sekolah, menjemput teman di bandara, atau bahkan pergi ke pasar untuk membelikan sayur. Di situlah doa menjadi penting. Sebuah pengingat bahwa kita tidak sendiri dalam menjalani perjalanan ini.
Kita mungkin tidak dapat mengontrol semua yang terjadi di jalan, tetapi kita memiliki kekuatan untuk mengontrol bagaimana kita menjalaninya. Doa menjadi medium untuk menyatukan niat dan hati kita sebelum meluncur ke dunia luar.
Kisah Nyata di Balik Doa Ini
Suatu sore, saya kembali dari kantor setelah melewati seharian yang penuh tekanan. Jalan menuju rumah selalu macet, dan saat itu, saya merasakan kepenatan yang luar biasa. Rasa capek fisik mungkin bisa diistirahatkan, tetapi jiwa ini butuh lebih dari sekedar tidur. Dalam kepedihan tersebut, saya teringat seorang teman yang selalu bilang, “Sebelum kita berkendara, bacalah doa ini.”
Ketika saya akhirnya berhenti sejenak di pinggir jalan dan membaca doa tersebut, seakan ada beban yang mulai terangkat. Saya ingat betul lafaznya dan momen itu mengingatkan saya bahwa berkendara bukan sekadar menggerakkan kendaraan, tetapi juga melibatkan jiwa dan pikiran kita. Terasa seakan perjalanan itu memiliki makna lebih dari sekadar tujuan; melainkan perjalanan kembali kepada diri sendiri, kembali kepada Tuhan.
Lafal Doa dan Maknanya
Di sinilah doa yang dimaksud. Mari kita lihat bersama lafaznya:
بِسْمِ اللهِ، اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ فِي طَاعَتِكَ وَإِحْسَانِكَ وَفِي ذَلِكَ اللَّذِي أَعُوذُ بِكَ مِنَ الْعَذَابِ
Dalam versi latin, kita bisa membacanya sebagai:
Bismillah, Allahumma inni as’aluka fi ta’atika wa ihsanika wa fi dhalika allathee a’udhu bika min al’adhaab.
Artinya dalam bahasa Indonesia:
“Dengan nama Allah, ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepada-Mu dalam ketaatan dan kebaikan-Mu, dan kepada-Mu aku berlindung dari siksa-Mu.”
Penjelasan Makna Doa
Lafal doa ini mengingatkan kita untuk selalu bersyukur atas setiap perjalanan yang kita jalani. Ada makna mendalam dalam setiap kata. Saat kita memanggil nama Allah, kita merasakan kehadiran-Nya, seolah Dia mendengarkan setiap keluh kesah kita. Doa ini membuat saya lebih tenang, membantu saya melepaskan beban pikiran, dan mereset kondisi hati sebelum memulai perjalanan.
Mengucapkan doa ini bukan hanya sekadar ritual; ini adalah pernyataan iman. Dalam setiap perjalanan, ada kemungkinan risiko, baik itu dari faktor eksternal maupun internal. Doa ini menjadi pengingat bahwa setiap detik yang kita lalui tidak terlepas dari pengawasan dan kasih sayang-Nya.
Kapan Waktu Terbaik untuk Membaca Doa Ini
Bicara tentang kapan waktu yang tepat untuk berdoa, menurut pengalaman saya, ada baiknya kita membaca doa ini sebelum menginjakkan kaki ke dalam mobil. Disarankan agar kita berada dalam kondisi hati yang tenang. Ambil napas dalam-dalam dan fokuskan diri pada niat kita untuk berkendara. Misalnya, ketika hendak pergi ke tempat yang mungkin membuat kita tegang seperti mengunjungi tempat kerja baru atau saat mempertemukan dua insan yang sudah lama berjauhan.
Satu hal yang bisa jadi catatan adalah, ketika suasana di sekitar kita ramai atau mungkin penuh dengan tekanan, sebaiknya kita mencari momen tenang sebelum berkendara. Berdoalah saat kita merasa cemas, mungkin saat menanti di lampu merah atau di tengah perjalanan. Hal ini bisa membuat kita lebih siap menghadapi setiap tantangan di jalan.
Adab Sebelum dan Sesudah Membaca Doa
Ada beberapa tips ringan sebelum dan sesudah membaca doa ini. Pertama, tenangkan diri sebelum berdoa. Tarik napas dalam-dalam dan lepaskan semua ketegangan. Kedua, niatkan doa dengan khusyuk. Rasakan kehadiran Allah dalam setiap kata yang kita ucapkan. Setelah membaca doa, coba rasakan perbedaannya. Apakah hati kita terasa lebih ringan? Apakah pikiran kita lebih jernih? Suasana hati yang baik akan sangat mempengaruhi perjalanan kita.
Doa tidak hanya dilakukan lebih awal, tetapi juga bisa menjadi penutup saat kita tiba di tujuan. Sebuah ungkapan rasa syukur. Dengan begitu, setiap perjalanan menjadi sebuah siklus yang lengkap; dari niat, pelaksanaan, hingga rasa syukur.
Penutup: Saatnya Kita Meletakkan Beban
Gak semua yang kita pikirkan harus kita bawa pulang. Kadang, cukup kita serahkan pada Tuhan — lewat satu doa yang tulus. Dalam setiap perjalanan, apa pun bentuknya, ada banyak hal yang kita pelajari dan rasakan. Mari kita berdoa agar setiap ketakutan dan kecemasan bisa kita hadapi dengan ketenangan. Dengan begitu, perjalanan kita bukan hanya sekadar berangkat dan sampai, tetapi juga sarat makna.
Mari kita berusaha untuk selalu ingat, di mana pun kita berkendara, kita tidak sendirian. Selalu ada yang mengawasi dan melindungi kita. Semoga doa ini menjadi jembatan antara kita dan Sang Pencipta, bukan hanya di jalanan, tetapi juga dalam setiap detak jantung kita.



