Kadang kita butuh waktu sejenak untuk berhenti. Bukan karena lelah fisik, tapi karena hati sedang ramai sendiri. Pikiran melayang ke mana-mana, membayangkan hal-hal yang bisa terjadi saat bepergian. Seperti saat saya hendak melangkah keluar kota untuk sebuah perjalanan kerja. Ada rasa gugup yang menggelitik, seolah semua kemungkinan muncul sekaligus. Di tengah semua itu, saya teringat akan satu hal yang tak ternilai: doa. Doa orang bepergian menjadi pengingat betapa kita tidak sendirian.
Kenapa Doa Ini Penting untuk Kita
Saya masih ingat perjalanan saya ke Bali beberapa waktu lalu. Sebelum berangkat, hati saya berdebar. Ini bukan sekadar liburan, tapi juga ada banyak hal yang dipikirkan, mulai dari pekerjaan hingga keluarga. Jenis beban yang selalu kita bawa di dalam hati, bukan? Dalam perjalanan itu, saya jadi merenung; ada kekuatan lebih ketika kita memohon kepada Yang Maha Kuasa. Di setetes peluh, di gerak langkah, semua terasa lebih ringan ketika kita percaya bahwa kita tidak sendirian.
Berdoa adalah cara kita untuk menyiapkan diri, menciptakan jembatan komunikasi dengan Tuhan sebelum memulai perjalanan. Ketika saya mengamati orang-orang di sekitar bandara, saya melihat mereka juga melakukan hal serupa. Ada yang membaca doa di bibirnya, dan ada juga yang hanya terdiam, mungkin dalam hati mereka sedang melakukan hal yang sama. Ini adalah momen nyata saat kita semua merasakan fragmen yang sama, ketenangan sebelum mengarungi petualangan.
Kisah Nyata di Balik Doa Ini
Waktu itu saya sedang duduk di ruang kerja, semua orang pulang, tapi saya belum siap. Rasanya kayak ada beban yang belum saya taruh di tempatnya. Saya teringat sahabat saya, Rina, yang beberapa waktu lalu melakukan perjalanan ke luar negeri. Sebelum ia berangkat, ia menghubungi saya dan meminta untuk bersama-sama membaca doa.
“Saya merasa lebih tenang kalau ada orang yang bisa doakan,” katanya. Saya setuju, menganggapnya sebagai cara untuk memperkuat perasaan syukur. Rina kemudian menceritakan betapa pentingnya berdoa sebelum bepergian, dan bagaimana hal itu membantunya menghadapi ketidakpastian. Saat ia mendarat di destinasi yang baru, ia merasa segala sesuatunya lebih mudah. Keberanian mengambil langkah pertama dalam perjalanan baru adalah sebuah hal yang indah, dan sangat mungkin terjadi berkat rasa percaya yang ia tanamkan lewat doa.
Lafal Doa dan Maknanya
Doa orang bepergian, yang dikenal dengan lafaz berikut, memiliki makna mendalam yang mengingatkan kita akan kekuatan doa:
أَللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ فِي سَفَرِي هَذَا الْبِرَّ وَالتَّقْوَى وَمِنَ الْعَمَلِ مَا تَرْضَى.
Allahumma inni as’aluka fi safari haza al-birra wat-taqwa wa mina al-amali ma tardha.
Ya Allah, aku memohon kepada-Mu dalam perjalanan ini segala kebaikan dan ketakwaan serta amalan yang Engkau ridhai.
Penjelasan Makna Doa
Membaca doa ini adalah seperti kita menawarkan segala harapan kepada-Nya. Dalam setiap kata, ada pelukan dari rasa khawatir kita akan apa yang akan datang. Alangkah indahnya, ketika kita memohoni kebaikan dan ketakwaan, hal ini menunjukkan bahwa kita ingin melangkah dengan niat baik.
Doa ini bukan hanya sekadar permohonan perlindungan. Lebih dari itu, ia merangkum rasa syukur kita bisa melangkah ke tempat baru, menggapai keinginan, dan semoga, kembali dengan pengalaman berharga. Dalam perjalanan, yang sering dipenuhi ketidakpastian, kita mengingatkan diri bahwa Tuhan tidak pernah menjauh, juga tidak lelah mendengarkan.
Kapan Waktu Terbaik untuk Membaca Doa Ini
Satu hal yang saya sadari, ada waktu-waktu tertentu ketika membaca doa ini terasa lebih khusyuk. Misalnya, saat kita sedang menunggu untuk boarding atau mungkin saat dalam perjalanan menuju bandara. Di momen itu, suasana mulai terasa tenang dan pas.
Saat pikiran kita mulai mengembara, inilah waktu yang tepat untuk menyahuti rasa gelisah dengan sebuah doa. Suara berdesir yang terdengar di dalam hati, menunggu untuk dikeluarkan dalam bentuk permohonan tulus.
Adab Sebelum dan Sesudah Membaca Doa
Ada beberapa adab yang bisa kita lakukan sebelum dan sesudah membaca doa ini. Pertama, tenangkan diri sebentar. Tarik napas dalam-dalam dan niatkan dengan hati yang khusyuk. Selanjutnya, setelah membaca doa, bersyukurlah pada setiap momen yang diinjak. Ingatlah, perjalanan itu sendiri adalah berkah. Baik suka maupun duka, semuanya bernilai bagi pertumbuhan kita.
Penutup: Saatnya Kita Meletakkan Beban
Gak semua yang kita pikirkan harus kita bawa pulang. Kadang, cukup kita serahkan pada Tuhan — lewat satu doa yang tulus. Dalam setiap perjalanan, ingatlah bahwa kita selalu memiliki pilihan: untuk berat hati membawa beban kita atau dengan lapang dada meletakkannya di kaki-Nya. Mungkin, perjalanan ini bukan hanya tentang destinations, tetapi juga tentang bagaimana kita menyiapkan hati untuk setiap langkah yang kita ambil.
Mari kita melangkah dengan harapan yang penuh dan keyakinan bahwa kita tidak berjalan sendirian. Dengan doa, setiap perjalanan menjadi lebih berarti.


