Kadang kita butuh waktu sejenak untuk berhenti. Bukan karena lelah fisik, tapi karena hati sedang ramai sendiri. Bulan Ramadan adalah saat yang penuh dengan kebahagiaan, tetapi juga ada perasaan yang campur aduk ketika memikirkan anak-anak kita yang harus menjalani puasa. Terlebih, berbuka puasa adalah momen spesial yang bukan hanya tentang makanan atau minuman, tetapi juga tentang harta spiritual yang kita tanamkan pada mereka.
Kenapa Doa Ini Penting untuk Kita
Saya ingat sekali saat pertama kali mengajarkan doa berbuka puasa kepada anak saya yang masih TK. Waktu itu, suasana di rumah terasa berbeda, hangat dan penuh harapan. Anak-anak sedang menunggu suara adzan maghrib, mata mereka berbinar penuh kegembiraan, dan tawa khas anak-anak menghiasi meja makan. Tetapi momen ini tidak hanya tentang menanti makanan. Ada sesuatu yang lebih dalam dari itu—ada nilai-nilai yang ingin kita tanamkan.
Suatu ketika, setelah seharian berpuasa, anak saya tiba-tiba bertanya, “Bunda, kenapa kita harus berdoa sebelum berbuka?” Saya tertegun sejenak. Dalam taraf pikirnya yang masih sederhana, pertanyaan itu membawa saya pada refleksi mendalam. Kebiasaan berdoa sebelum berbuka adalah tradisi yang ingin saya teruskan, tetapi mengajarkan arti di balik doa itu jauh lebih penting.
Kisah Nyata di Balik Doa Ini
Waktu itu saya sedang duduk di ruang kerja, semua orang pulang, tapi saya belum siap. Rasanya kayak ada beban yang belum saya taruh—beban tentang bagaimana menjelaskan makna puasa dan doa kepada anak-anak. Di tengah kesibukan, saya teringat masa kecil saya. Kembali kepada kenangan saat {bapak/ibu} mengaji dan mengajak saya mengangkat tangan dalam doa sebelum berbuka. Rasa syukur menyeruak, saat itu saya menyadari, doa adalah jembatan yang menghubungkan kita dengan Sang Pencipta.
Ketika saya berbagi cerita ini kepada anak saya, matanya berbinar. Dia seolah memahami makna di balik setiap kata. Saya merasa semua ini bukan hanya sekadar menjalani tradisi semata, tetapi sebuah cara untuk mengajarkan rasa syukur, berbagi kasih, dan memahami betapa berartinya momen berbuka puasa.
Lafal Doa dan Maknanya
Doa berbuka puasa yang biasa kita ucapkan adalah:
بِسْمِكَ اللَّهُمَ أَحْلُّ لَنَا مَا أَحْلَلْتَ وَحَرَّمْتَ عَنَّا الشَّيْطَانَ وَجَاعَلْنَا منا الشَّاكِرِينَ.
(Bismika Allahumma ahlalu lana ma ahlalta wa haramta ‘anna as-syaitan waja’alna minasy-shakirin.)
Artinya: “Dengan nama-Mu, ya Allah, aku berbuka. Semoga Engkau halalkan bagiku apa yang Engkau halalkan dan haramkan dariku apa yang Engkau haramkan, dan jadikanlah aku termasuk orang-orang yang bersyukur.”
Penjelasan Makna Doa
Ketika kita mengucapkan doa ini, kita membuka pintu untuk merasakan nikmatnya berbuka puasa dengan penuh syukur. Setiap kata dalam doa ini menggugah kesadaran kita bahwa ada banyak hal yang harus kita syukuri. Mengajarkan anak kita untuk bersyukur adalah sesuatu yang sangat berharga, lebih dari sekadar kata-kata dalam panduan.
Ada satu momen yang membuat saya ingin agar anak saya memahami ini dengan lebih mendalam. Suatu ketika, setelah berbuka, dia meminta untuk mencoba membuat makanan untuk sahur. Dalam prosesnya, saya mengajarkannya bahwa setiap gigitan ada berkah dan pentingnya menghargai makanan. Hal ini membuat kami berbagi tawa dan kasih. Momen-momen seperti ini adalah satu cara kita mempelajari arti syukur melalui pengalaman.
Kapan Waktu Terbaik untuk Membaca Doa Ini
Sebagai orang tua, kita perlu menciptakan suasana hati yang tepat menjelang waktu berbuka puasa. Saya merasa waktu terbaik untuk membaca doa adalah ketika kita sudah bersiap-siap, merasakan kebersamaan dengan anggota keluarga. Penyampaian doa juga akan lebih terasa khusyuk jika kita luangkan waktu sejenak untuk merenung, sebutir dua butir air mata kadang mengalir tanpa kita sadari, menghadirkan rasa syukur yang mendalam.
Adab Sebelum dan Sesudah Membaca Doa
Sebelum membacanya, ada baiknya kita mengajak anak-anak untuk tenang sejenak, mungkin dengan tarik napas dalam-dalam. Hal sederhana ini membantu mereka menyiapkan diri. Niatkan doa dengan tulus, dan ajak mereka untuk berdoa dari hati. Setelah berbuka, ajak mereka merenung sebentar, apakah merasa bersyukur atas apa yang mereka nikmati. Ujarkan kepada mereka bahwa tidak semua orang dapat menikmati makanan selama bulan puasa, dan rasa syukur ini perlu kita abadikan setiap hari.
Penutup: Saatnya Kita Meletakkan Beban
Gak semua yang kita pikirkan harus kita bawa pulang. Kadang, cukup kita serahkan pada Tuhan — lewat satu doa yang tulus. Momen berbuka puasa bukan hanya soal makanan, tapi juga tentang merangkul semua kenangan dan pembelajaran yang ada. Semoga kita semua bisa terus menyampaikan pesan-pesan ini kepada anak-anak kita dengan cara yang sederhana namun berarti. Mari kita lalui bulan ini dengan penuh kesyukuran, menjadikan momen berbuka puasa sebagai ajang berbagi kasih dan cinta kepada keluarga.
Semoga anak-anak kita tumbuh menjadi generasi yang tidak hanya menyebutkan doa, tetapi juga merasakan makna di balik setiap kata yang mereka ucapkan. Selamat berbuka puasa!


