Kadang kita butuh waktu sejenak untuk berhenti. Bukan karena lelah fisik, tapi karena hati sedang ramai sendiri. Rasanya seperti melangkah di tengah keramaian, namun terasing. Terlebih saat kita menghadapi perjalanan—baik fisik maupun mental. Setiap saat ada rasa cemas yang meliputi, dan di saat-saat seperti itu, saya selalu teringat pada satu doa yang menguatkan: “Subhanalladzi sakhoralana.”
Kenapa Doa Ini Penting untuk Kita
Ketika kita berencana untuk bepergian, apapun itu—perjalanan jauh, mudik, atau bahkan hanya untuk mengambil napas segar di luar rumah—sering kali hati kita dibayangi keraguan. Seperti saat saya akan pergi berlibur dengan teman-teman, jujur saya merasa was-was. Pikiran tentang keamanan, kemungkinan kemacetan, hingga semua hal yang mungkin tidak terduga, terus mengganggu.
Saat itu, saya duduk di ruang tamu sambil menatap hujan di luar. Hujan memberikan suasana tenang, namun sekaligus menambah keraguan dalam hati. “Apa semuanya akan berjalan lancar?” tanyaku dalam hati. Perlahan, teringatlah saya pada doa yang selalu diajarkan oleh orang tua: “Subhanalladzi sakhoralana.” Doa ini bukan hanya sekedar kata-kata, tetapi sebuah pengingat akan kekuasaan Allah dalam menjalani setiap langkah hidup, termasuk setiap perjalanan yang kita ambil.
Kisah Nyata di Balik Doa Ini
Beberapa waktu lalu, saya harus pergi ke luar kota untuk menghadiri sebuah acara keluarga. Dalam perjalanan menuju stasiun, cuaca mendung dan angin berhembus kencang. Ketika menunggu kereta, perasaan cemas itu kembali muncul. “Kalau kereta terlambat?” “Kalau ada halangan di jalan?” Semua pikiran ini menghantui saya, hingga akhirnya saya memutuskan untuk berhenti sejenak.
Saya duduk di bangku stasiun dengan hati berdegup kencang. Kemudian saya ingat, di mana pun kita berada, kita hanyalah makhluk yang sangat bergantung pada kehendak-Nya. Saya berdoa dengan tulus, melafalkan “Subhanalladzi sakhoralana” dalam hati saya. Satu kalimat yang seolah mampu menumpahkan semua beban di pikiran.
Lalu, seiring kereta datang dan membawa saya menuju tujuan, rasa tenang menyelimuti jiwa saya. Saya memahami, dalam setiap perjalanan, selalu ada campur tangan Tuhan yang menuntun kita.
Lafal Doa dan Maknanya
Mari kita lihat lafaz dari doa ini:
Dalam bahasa Arab:
سُبْحَانَ الَّذِي سَخَّرَ لَنَا هَذَا
Versi Latin:
Subhanallazi sakhoralana haza
Terjemahan ke bahasa Indonesia:
“Maha Suci Allah yang telah memudahkan ini bagi kami.”
Penjelasan Makna Doa
Mengapa kata-kata ini begitu kaya makna? Saat melafalkannya, kita mengingat bahwa setiap perjalanan, baik yang kita rencanakan maupun tidak, adalah dalam kendali-Nya. Kata “Suhban” (Maha Suci) mengingatkan kita untuk selalu merendahkan hati, sementara “sakhoralana” (telah memudahkan) mengisyaratkan bahwa Allah selalu menyiapkan jalan terbaik bagi kita. Ini bukan sekedar tentang bepergian; ini adalah pengingat akan rahmat dan kasih-Nya yang selalu ada.
Kapan Waktu Terbaik untuk Membaca Doa Ini
Sebagai seseorang yang sering bepergian, saya bisa mengatakan bahwa membaca doa ini tidak hanya terbatas pada saat kita memulai perjalanan. Ada beberapa momen yang saya temukan sangat tepat untuk melafalkannya:
- Sebelum berangkat: Saat hati sedang bergetar dan pikiran gelisah.
- Di tengah perjalanan: Ketika muncul ketakutan akan hal-hal yang tidak terduga.
- Setelah perjalanan berakhir: Saat bersyukur atas keselamatan dan fasilitas yang diberikan.
Adab Sebelum dan Sesudah Membaca Doa
Sebelum melafalkan doa ini, ada baiknya kita menarik napas dalam-dalam, menenangkan hati, dan meniatkan dengan khusyuk. Setelah membaca, bersyukur kepada Allah adalah bentuk penghormatan kita. Hanya dengan demikian, kita dapat merasakan kedamaian yang sebenarnya.
Penutup: Saatnya Kita Meletakkan Beban
Gak semua yang kita pikirkan harus kita bawa pulang. Kadang, cukup kita serahkan pada Tuhan — lewat satu doa yang tulus. Ketika kita belajar untuk percaya dan menyerahkan, jiwa akan terlepas dari beban yang tidak perlu. Doa ini mengingatkan saya akan sebuah perjalanan yang lebih besar, yaitu perjalanan hidup.
Jadi, dalam setiap langkah kita, mari kita ingat untuk selalu membacakan doa ini dengan sepenuh hati. Karena setiap perjalanan, baik itu mendebarkan maupun menenangkan, adalah kesempatan untuk mendekatkan diri kepada-Nya dan merasakan kasih-Nya yang selalu menyertai.


