Kadang kita butuh waktu sejenak untuk berhenti. Bukan karena lelah fisik, tapi karena hati sedang ramai sendiri. Menjadi perempuan itu indah dan menantang. Setiap bulan, kita diberkahi dengan siklus yang membawa perubahan, baik fisik maupun emosional. Namun, saat haid tiba, bukan berarti kita harus merasa terbebani, terutama saat harus bepergian. Ada satu hal yang sering kali saya lakukan: membaca doa bepergian. Doa ini memberikan ketenangan, mengalirkan rasa syukur, dan membuat saya merasa dilindungi.
Kenapa Doa Ini Penting untuk Kita
Berbicara tentang perjalanan, saya teringat suatu pengalaman yang membawa saya lebih mendalami pentingnya doa bepergian, terutama saat haid. Beberapa bulan lalu, saya harus melakukan perjalanan jauh dengan kereta api. Hari itu, saya sedang mengalami hari kedua haid yang biasanya paling berat. Ketidaknyamanan fisik sering kali membuat pikiran saya melayang-layang; bagaimana jika saya tidak bisa menikmati perjalanan ini? Bagaimana kalau ada masalah di jalan? Pikiran-pikiran ini menciptakan kebisingan di dalam diri saya.
Namun, saat saya duduk di sudut kereta yang ramai, saya teringat untuk berhenti sejenak dan berdoa. Mungkin tampak sepele, tapi ini adalah momen yang membantu saya menenangkan diri. Saat membaca doa, didampingi alunan suara kereta yang melaju kencang, saya merasa beban saya perlahan-lahan menghilang. Merasa dilindungi dan tidak sendirian memang sangat penting, apalagi ketika kita menghadapi situasi yang mungkin menantang seperti saat haid.
Kisah Nyata di Balik Doa Ini
Mungkin teman-teman bisa merasakan dampak emosional saat harus bepergian ketika sedang haid. Saya ingat sekali teman saya, Lisa, yang harus pergi ke kota lain untuk menghadiri pernikahan. Dia daftarkan diri untuk menjadi salah satu pengisi acara, namun sebulan sebelumnya dia harus merencanakan semua dengan baik. “Gimana ya, aku merasa cemas,” keluhnya saat kami berbincang. “Aku harap haidku tidak datang pas hari penting ini.”
Sayangnya, Tuhan punya rencana lain. Hari pernikahan tiba, dan Lisa sedang dalam masa haid. Di satu sisi, rasa tidak nyaman menghimpitnya, tapi di lain sisi, dia tidak ingin melewatkan momen tersebut. Dengan baju cantik yang dipilihnya, dia berdoa memohon perlindungan selama perjalanan. Ketenangan itu kembali ditemukan ketika dia menggenggam tas berisi perlengkapan haid.
“Setelah saya berdoa, saya merasa tenang. Meski harus bolak-balik ke toilet, saya masih bisa menikmati momen bahagia itu,” katanya dengan senyum lebar. Pengalamannya menunjukkan bahwa doa tidak hanya sekadar kata-kata; ia menciptakan hubungan yang mendalam dengan Sang Pencipta.
Lafal Doa dan Maknanya
Doa bepergian yang saya baca, yang mungkin juga akrab bagi banyak dari kita adalah sebagai berikut:
Dalam Bahasa Arab:
اَللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ أَنْ تُسَفِّرْنِي فِي عَافِيَةٍ
Versi Latin:
Allahumma inni as’aluka an tusaffirni fi ‘afiyah
Terjemahan ke Bahasa Indonesia:
“Ya Allah, aku memohon kepada-Mu agar Engkau memberangkatkan aku dalam keadaan selamat.”
Penjelasan Makna Doa
Membaca doa ini memiliki makna yang lebih dalam daripada sekadar permohonan untuk keselamatan. Kami, para wanita, sering kali memiliki banyak kekhawatiran — apakah kami akan merasa nyaman di perjalanan, apakah kami akan siap menghadapi situasi tak terduga, atau bahkan bagaimana perasaan fisik kami saat haid. Dalam perjalanan ini, keinginan akan kesehatan dan ketenangan jiwa sangatlah penting. Doa ini bukan hanya permohonan, tetapi juga pengingat bahwa kita tidak sendirian dalam perjalanan ini; ada Allah yang selalu mendengarkan.
Kapan Waktu Terbaik untuk Membaca Doa Ini
Tentu saja, saya merasa lebih baik apabila saya menempatkan momen untuk berdoa di saat-saat tertentu. Salah satunya adalah sebelum berangkat. Tapi tidak hanya itu, kadang kondisi hati kita juga sangat memengaruhi kapan kita harus membaca doa ini. Dalam perjalanan, ketika mulai merasa cemas, bahkan saat menjelang urusan yang lebih menantang, saat itulah doa ini sangat pas untuk dibaca.
Adab Sebelum dan Sesudah Membaca Doa
Sebelum membaca doa, ada baiknya kita mengambil waktu sejenak untuk menenangkan diri. Saya biasanya mengatur napas, menariknya dalam-dalam, lalu melepaskannya perlahan. Menciptakan momen tenang ini membantu menyiapkan hati saya untuk menghadap Allah. Niatkan dengan khusyuk.
Setelah selesai membaca doa, tidak ada salahnya untuk menyebutkan rasa syukur kita. Bahwa kita sudah meluangkan waktu untuk berdua dengan-Nya, bahkan dalam situasi yang tidak ideal.
Penutup: Saatnya Kita Meletakkan Beban
Gak semua yang kita pikirkan harus kita bawa pulang. Kadang, cukup kita serahkan pada Tuhan — lewat satu doa yang tulus. Sebagai perempuan, kita melakukan banyak hal setiap bulan, dan kadang-kadang, kita hanya perlu untuk berhenti sejenak, berdoa, dan mengizinkan diri kita untuk merasa tenang.
Saat kita berjalan di tengah ketidakpastian, ingatlah bahwa doa adalah teman setia dalam perjalanan kita. Jangan izinkan kekhawatiran menghalangi langkah kita. Sampaikan rasa syukur akan perjalanan ini, akan kesempatan yang diberikan, dan mohon perlindungan untuk setiap langkah yang akan diambil. Semoga setiap perjalanan kita senantiasa diberkati dan kita selalu menemukan ketenangan di dalamnya.



