Kadang kita butuh waktu sejenak untuk berhenti. Bukan karena lelah fisik, tapi karena hati sedang ramai sendiri. Ketika memikirkan perjalanan yang akan dilakukan bersama rombongan, entah itu untuk berlibur, pengajian, atau kegiatan komunitas, rasa cemas sering kali menyelinap. Apakah semuanya akan berjalan lancar? Apakah kita semua akan aman? Semua pertanyaan itu muncul dalam benak saya setiap kali akan meninggalkan tempat yang sudah familiar.
Dalam keadaan seperti itu, doa menjadi pelipur lara. Doa bepergian rombongan bukan sekadar ritual, tetapi sebuah pengharapan agar semua berjalan sesuai rencana. Ketika kita bersama-sama, ikatan kami semakin kuat, dan doa pun menjadi jembatan yang menyatukan hati kita di tengah segala kekhawatiran.
Kenapa Doa Ini Penting untuk Kita
Beberapa tahun lalu, saya bersama teman-teman merencanakan perjalanan ke sebuah puncak yang indah. Kebahagiaan campur aduk dengan kecemasan. Apakah kami sudah mempersiapkan semuanya? Ketika waktu semakin dekat, terasa semakin banyak hal yang harus dipikirkan—mulai dari kendaraan, perbekalan, hingga cuaca. Di tengah segala kerumitan itu, sekali lagi saya merasa perlu berhenti dan sejenak berdoa, mengingatkan diri akan pentingnya menyerahkan semua kepada Tuhan.
Dalam perjalanan itu, kami memutuskan untuk membaca doa bersama sebelum berangkat. Tangan kami saling menggenggam, dan ketika suara kami bersatu dalam lafalan doa, entah mengapa, semua ketegangan di hati perlahan menghilang. Kami merasakan sebuah kehadiran, seakan Tuhan sedang berada di tengah kita, mendengarkan segala harapan kami.
Kisah Nyata di Balik Doa Ini
Di hari yang kami tunggu, kesibukan mulai terasa dari pagi. Saya ingat, saat itu saya sedikit terlambat untuk berkumpul. Dalam perjalanan menuju titik kumpul, saya berdoa semoga semua teman-teman sudah menunggu dan tidak kecewa. Ketika tiba, saya melihat semua wajah ceria dan antusias, membuat beban yang saya rasakan mulai menguap.
Sepanjang perjalanan, kami berbagi canda tawa, tetapi di dalam hati saya tetap merasa harus menjaga satu hal—mendoakan agar perjalanan ini aman dan lancar. Salah satu teman saya, yang sangat percaya pada kekuatan doa, mengatakan, “Setiap langkah kita sebisa mungkin harus diiringi dengan doa, agar setiap perjalanan jadi berkah.”
Detik demi detik berlalu, dan ketika kami sampai di puncak, pemandangan yang menghampar begitu menakjubkan. Saya ingat merasakan sebuah kedamaian yang sulit dijelaskan. Rasanya, semua keletihan dan keraguan itu terbayar. Saya memberi jempol kepada Tuhan, berterima kasih atas perjalanan ini, yang bukan hanya membawa kami ke tempat yang indah, tetapi juga menguatkan ikatan kami sebagai sahabat.
Lafal Doa dan Maknanya
Berikut adalah lafalan doa bepergian yang sering kami panjatkan:
اللّهُمَّ إنِّي أَسْأَلُكَ في سَفَرِي هذَا البِرَّ وَالتَّقْوَى، وَمِنَ العمل مَا تَرْضَى، واللَّهُمَّ أَسْأَلُكَ في سَفَرِي هذَا اليَسَرَ، وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ وَعَثَاءِ الطَّرِيقِ، وَكَآبَةِ السَّفَرِ، وَسُوءِ الْمُنقَلَبِ. آمين.
Lafal latin:
Allahumma inni as’aluka fi safari hadza al-Birra wa at-Taqwa, wa mina al-‘amali ma tardha. Wal-lahumma as’aluka fi safari hadza al-yasra, wa a’udhu bika min wa’athai at-tariqi wa ka’abati as-safari wa suu’il-munqalabi.
Dan terjemahan dalam bahasa Indonesia:
Ya Allah, aku memohon kepada-Mu di perjalanan ini dengan kebaikan dan ketakwaan, dan dari setiap amal yang Engkau ridhoi. Ya Allah, aku memohon kepada-Mu di perjalanan ini dengan kemudahan, dan aku berlindung kepada-Mu dari kesusahan perjalanan, kesedihan dalam perjalanan, dan buruknya tempat kembali. Semoga Engkau mengabulkan. Amin.
Penjelasan Makna Doa
Membaca doa ini bukan sekadar mengucapkan kalimat dalam bahasa Arab. Ini adalah ungkapan dari harapan dan kerinduan kita kepada Tuhan. Saya merasakan sentuhan emosional yang tergambar dalam setiap lafalan. Ketika kita memohon kemudahan, kita juga menyadari ada banyak tantangan yang mungkin akan kita hadapi. Permohonan akan kebaikan dan ketakwaan adalah pengingat bagi kita untuk tetap menjaga sikap, dimanapun kita berada.
Ketika berdoa, saya sering kali teringat pada perjalanan hidup yang penuh liku-liku. Setiap perjalanan bukan hanya tentang jarak yang kita tempuh, tetapi juga pelajaran yang kita dapatkan. Dalam perjalanan inilah kita belajar tentang kerja sama, keikhlasan, dan saling memperkuat satu sama lain. Dan itu semua terwakili dalam doa yang kita ucapkan.
Kapan Waktu Terbaik untuk Membaca Doa Ini
Waktu yang tepat untuk membaca doa ini sebenarnya ada banyak. Namun, saya belajar bahwa saat-saat terbaik adalah ketika kita berada dalam kondisi hati yang tenang. Misalnya, saat kita berkumpul sebelum berangkat, atau bahkan saat kita sedang dalam perjalanan menuju tempat tujuan. Julukannya “doa bepergian” bukan tanpa alasan; setiap langkah yang kita ambil dalam perjalanan pun harus diiringi doa.
Adab Sebelum dan Sesudah Membaca Doa
Sebelum membaca doa, ada baiknya kita menenangkan diri. Tarik napas dalam-dalam dan niatkan dengan khusyuk agar setiap lafalan doa benar-benar keluar dari hati dan jiwa kita. Ingat, doa adalah percakapan intim kita dengan Tuhan. Jangan ragu untuk menyatakan pengharapan dan kekhawatiran yang terpendam.
Setelah berdoa, kita perlu bersyukur. Apapun hasil perjalanan tersebut, mengucapkan terima kasih kepada Tuhan adalah hal yang penting. Itu adalah bentuk kita mengakui kehadiran-Nya dalam setiap detik hidup kita.
Penutup: Saatnya Kita Meletakkan Beban
Gak semua yang kita pikirkan harus kita bawa pulang. Kadang, cukup kita serahkan pada Tuhan — lewat satu doa yang tulus. Dalam setiap perjalanan, baik yang penuh suka maupun duka, ingatlah bahwa Tuhan selalu ada bersama kita. Kita hanya perlu terbuka dan siap menerima setiap rencana-Nya.
Mari terus berdoa dan saling menguatkan satu sama lain, bukan hanya saat bepergian, tetapi dalam setiap langkah kehidupan. Semoga kita selalu dianugerahi keselamatan dan kebahagiaan di setiap perjalanan kita.



