Kadang kita butuh waktu sejenak untuk berhenti. Bukan karena lelah fisik, tapi karena hati sedang ramai sendiri. Keputusan untuk bepergian, entah itu untuk tujuan pekerjaan, liburan, atau bahkan sekadar mengunjungi teman, selalu membawa perasaan campur aduk bagi saya. Sebagian excitement dan sebagian lagi rasa khawatir. Dalam perjalanan ada banyak hal yang tidak bisa kita kontrol. Oleh karena itu, mengingat pentingnya doa dalam setiap langkah kita, mari kita bahas lebih lanjut mengenai doa bepergian bagi seorang Muslim.
Kenapa Doa Ini Penting untuk Kita
Pernahkah kamu merasakan saat-saat penuh kecemasan sebelum bepergian? Saya ingat betul ketika pertama kali harus terbang sendirian ke luar negeri. Jujur, hari-hari menjelang keberangkatan saya tidak tenang. Pikiranku berputar tentang semua kemungkinan yang bisa terjadi. Mulai dari masalah penerbangan, hilangnya barang bawaan, hingga kehilangan arah di tempat asing. Memasuki gate bandara, perasaan campur aduk semakin kuat. Apakah saya sudah mempersiapkan semuanya dengan baik?
Saat itu, saya teringat akan doa bepergian. Sebuah doa sederhana tetapi mengandung makna yang dalam. Melafalkan doa ini rasanya memberi saya ketenangan dan keberanian untuk melangkah. Dalam ajaran Islam, doa adalah penghubung antara kita dan Tuhan. Ketika kita berdoa, kita seakan meminta perlindungan-Nya, meminta petunjuk, dan mengeliminasi rasa cemas yang mengganggu hati.
Kisah Nyata di Balik Doa Ini
Mari saya ceritakan sedikit tentang pengalaman seorang teman dekat. Namanya Rina. Dia adalah seorang traveler sejati. Suatu ketika, dia menceritakan pengalaman perjalanannya ke satu negara yang jauh, dan betapa pentingnya doa dalam setiap langkahnya.
Sebelum berangkat, dia selalu meluangkan waktu untuk duduk sejenak. Dengan menutup mata, dia menarik napas dalam-dalam dan mulai melafalkan doa bepergian dengan khusyuk. Semua kekhawatiran yang sempat mengganggu pikirannya perlahan-lahan lenyap, tergantikan oleh rasa harapan dan keyakinan.
“Setiap kali saya bepergian, saya merasa doa itu seperti penyeimbang,” katanya. “Di luar sana, banyak hal yang tidak bisa kita prediksi. Jadi, dengan berdoa, saya menyadari bahwa saya tidak sendirian. Tuhan selalu menemani saya.”
Kisah Rina membawa saya semakin memahami betapa kuatnya efek doa ini. Di balik berbagai aktivitas yang melelahkan, ada keyakinan yang menguatkan.
Lafal Doa dan Maknanya
Doa bepergian yang umum kita lafalkan adalah sebagai berikut:
Dalam Bahasa Arab
سُبْحَانَ الَّذِي سَخَّرَ لَنَا هَذَا وَمَا كُنَّا لَهُ مُقْرِنِينَ ۖ وَإِنَّا إِلَى رَبِّنَا لَمُنقَلِبُونَ
Versi Latin
Subḥānal-ladhī sakhkhara lanā hādhā wa mā kunnā lahu muqrīnīna, wa innā ilā rabbinā lamunqalibūn.
Terjemahan dalam Bahasa Indonesia
“Mahasuci Allah yang telah menundukkan ini bagi kita, padahal kita tidaklah mampu menguasainya, dan sesungguhnya kita akan kembali kepada Tuhan kita.”
Penjelasan Makna Doa
Melafalkan doa ini bukan hanya sekadar membacakan kalimat. Ada kekuatan yang terkandung di dalamnya. Ketika kita mengucapkan “Mahasuci Allah”, kita mengingat betapa besar dan kuasanya Allah atas segala hal. Kita menyadari bahwa perjalanan kita mungkin penuh ketidakpastian, namun dalam semua itu, kita tetap memiliki arah—kembali kepada-Nya.
Doa ini juga mengingatkan saya untuk tetap bersyukur. Menyadari bahwa apa yang kita jalani saat ini adalah bagian dari ketentuan-Nya. Ketika kita melangkah dengan keyakinan, kita tidak hanya membawa fisik kita, tetapi juga mengajak hati kita merasakan kedamaian.
Kapan Waktu Terbaik untuk Membaca Doa Ini
Membaca doa bepergian tentu saja bisa dilakukan pada saat kita akan berangkat. Namun, ada momen-momen lain yang juga sangat tepat untuk melafalkannya. Misalnya, sebelum naik transportasi, baik itu mobil, bus, atau pesawat terbang. Saat itu, usahakan untuk menciptakan suasana tenang.
Penting juga membaca doa ini ketika hati kita sedang tidak tenang. Kadang, ada perjalanan yang membawa kita jauh dari rumah dan zona nyaman. Dalam kondisi seperti ini, doa menjadi penyeimbang yang sangat berharga.
Adab Sebelum dan Sesudah Membaca Doa
Sebelum melafalkan doa, ada baiknya kita menenangkan diri. Tarik napas dalam-dalam dan fokuslah pada niat yang tulus. Jangan terburu-buru. Rasakan kehadiran Allah di sekitar kita.
Setelah berdoa, berikan waktu sejenak untuk merenungkan makna doa tersebut. Rasakan seolah-olah kita telah menyerahkan semua yang membebani pikiran. Dengan cara ini, hati kita siap untuk menjalani perjalanan dengan penuh rasa percaya diri.
Penutup: Saatnya Kita Meletakkan Beban
Gak semua yang kita pikirkan harus kita bawa pulang. Kadang, cukup kita serahkan pada Tuhan — lewat satu doa yang tulus. Dalam setiap perjalanan, baik itu fisik maupun emosional, jangan lupa untuk melibatkan Allah. Dia yang mengatur segalanya.
Sebagai penutup, saya mengajak temen-temen untuk selalu ingat bahwa perjalanan itu bukan hanya soal tujuan, melainkan juga tentang bagaimana kita menjalani setiap langkahnya. Melalui doa, kita belajar melepaskan beban dan mengisi perjalanan dengan harapan serta keyakinan. Semoga setiap langkah yang kita ambil selalu dirahmati dan dilindungi.



