Kadang kita butuh waktu sejenak untuk berhenti. Bukan karena lelah fisik, tapi karena hati sedang ramai sendiri. Dalam perjalanan, baik jauh maupun dekat, rasa cemas sering kali muncul. Mungkin kita merasa tidak yakin akan keselamatan, takut dengan yang tak terduga, atau bahkan merasa ada yang tak beres. Saya sendiri merasakannya setiap kali akan melakukan perjalanan, bahkan yang paling dekat sekalipun. Itulah mengapa doa bepergian menjadi sarana penting untuk menenangkan hati dan menguatkan jiwa.
Kenapa Doa Ini Penting untuk Kita
Pernahkah kamu merasa deg-degan sebelum berangkat? Rasa cemas itu seperti alarm dalam diri kita. Ketika saya hendak melakukan perjalanan, entah itu hanya pergi ke luar kota atau pulang ke kampung halaman, hati saya selalu berdebar. Dalam pikiran saya, terlintas berbagai skenario—apa yang akan terjadi di jalan? Apakah saya akan selamat sampai tujuan?
Saat menjadi seorang pengemudi, saya sering kali menghadapi situasi tak terduga yang menambah ketegangan. Suatu waktu, saya terjebak di tengah kemacetan parah, dan seorang pengendara motor melintas, nyaris saja menabrak mobil. Rasa syukur yang dalam muncul ketika semuanya baik-baik saja. Di saat-saat seperti itu, memanjatkan doa terasa seperti satu-satunya kekuatan yang mampu memberikan ketenangan.
Kisah Nyata di Balik Doa Ini
Waktu itu, saya sedang duduk di ruang kerja, semua orang pulang, tapi saya belum siap. Rasanya kayak ada beban yang belum saya taruh, dan perjalanan ke luar kota sudah di depan mata. Hati saya berbisik, “Doakan perjalanan ini.” Ketika saya menutup mata, variasi suara dari kerumunan di luar menghilang, dan satu-satunya yang terdengar adalah detak jantung saya sendiri.
Saya ingat wanita tua yang saya temui di perjalanan ke Bandung. Dia menceritakan bagaimana dia tidak pernah sekalipun berangkat tanpa berdoa. Baginya, perjalanan adalah misteri yang membutuhkan petunjuk dari Yang Maha Kuasa. Kesederhanaan dalam tulusnya iman membuat saya merenung, betapa pentingnya doa dalam setiap langkah kita.
Hari itu saya ingat ada bakti sosial yang harus saya hadiri. Sempat meragukan apakah semuanya akan berjalan lancar, hingga mengingat pesan Ibu, “Anakku, jangan lupa berdoa saat berangkat. Tuhan selalu mendengar.” Dengan lisan yang bergetar, dalam hati, saya berdoa mengikuti setiap bait doa yang pernah saya dengar.
Lafal Doa dan Maknanya
Salah satu doa yang sering saya panjatkan sebelum bepergian adalah sebagai berikut:
Lafal Doa (dalam bahasa Arab)
اَللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ فِي سَفَرِي هَذَا الْبِرَّ وَالتَّقْوَى وَمِنَ الْعَمَلِ مَا تَرْضَى، وَأَسْأَلُكَ أَنْ تُهَوِّنَ عَلَيَّ سَفَرِي هَذَا، وَتُطَوِّعَ لِي رِزْقًا طَيِّبًا.
Versi Latin
Allāhumma innī as’aluka fī safarī hādhā al-birra wa al-taqwā wa min al-‘amal mā tarḍā, wa as’aluka an tuhwin ‘alayya safarī hādhā, wa tuṭāwi‘a lī rizqan ṭayyiban.
Terjemahan ke Bahasa Indonesia
“Ya Allah, aku memohon kepada-Mu dalam perjalanan ini kebaikan dan ketakwaan serta amalan yang Engkau ridhai. Aku memohon agar Engkau memudahkan perjalanan ini dan menganugerahi aku rezeki yang baik.”
Penjelasan Makna Doa
Makna dari doa ini adalah permohonan kepada Allah untuk memberikan keselamatan, kemudahan, dan bimbingan dalam setiap langkah perjalanan. Dalam perjalanan, begitu banyak hal yang tak terduga bisa terjadi. Dengan mengingat-Nya, kita seakan menyerahkan semua ketakutan dan keraguan kepada-Nya. Ada sebuah kelegaan ketika kita berdoa, seolah segenap beban yang ada di hati bisa kita letakkan dan percayakan kepada Sang Pencipta.
Doa ini mengajarkan kita untuk berdialog dengan Allah, mengakui ketidakberdayaan kita sebagai manusia dan meyakini bahwa setiap perjalanan adalah bagian dari takdir-Nya. Ini menjadi pengingat bahwa kita tak sendirian.
Kapan Waktu Terbaik untuk Membaca Doa Ini
Waktu terbaik untuk membaca doa ini adalah menjelang keberangkatan. Di saat-saat ini, kita perlu menyiapkan hati dan pikiran agar tidak terbebani dengan berbagai kekhawatiran. Misalnya, sebelum masuk ke kendaraan atau ketika tiba di pintu keluar. Ingat, saat tubuh kita siap, hati yang tenang akan membawa dampak positif pada perjalanan.
Namun, bukan hanya saat perjalanan saja. Selalu baik untuk membaca doa ini sebelum menjadwalkan perjalanan. Nasihat teman saya, sebaiknya kita membacanya dengan niat yang tulus. Ketika hati kita tidak terbagi, doa akan lebih bermakna.
Adab Sebelum dan Sesudah Membaca Doa
Sebelum membaca doa, penting untuk menenangkan diri sejenak. Tarik napas dalam-dalam, lalu hembuskan perlahan. Fokuskan pikiran pada niat, dan resapi makna dari setiap kata yang akan diucapkan. Sesudah doa, jangan lupa untuk bersyukur. Kita sudah berusaha dengan cara yang paling baik.
Jangan lupa juga untuk menyemangati diri saat diberi kemudahan selama perjalanan. Cerita-cerita kecil yang indah, atau senyuman dengan orang-orang di sekitar, semuanya adalah berkah yang tidak boleh terlewatkan.
Penutup: Saatnya Kita Meletakkan Beban
Gak semua yang kita pikirkan harus kita bawa pulang. Kadang, cukup kita serahkan pada Tuhan — lewat satu doa yang tulus. Perjalanan tidak hanya fisik, tapi juga hati yang kita bawa. Setiap kali saya berdoa sebelum berangkat, saya merasa siap untuk segala kemungkinan.
Mungkin, kita tidak bisa mengontrol semua yang akan terjadi, tetapi dengan doa, kita bisa menyiapkan mental dan spiritual kita. Mari belajar untuk selalu berserah dan berharap. Setelah semua telah diucapkan, yang terpenting adalah tetap berjalan dengan langkah penuh keyakinan, karena kita sudah menyerahkan segalanya kepada-Nya.
Jadi, untuk temen-temen yang akan bepergian, ingatlah doa ini. Semoga setiap langkah melangkah menjadi kesempatan untuk mendekatkan diri kepada Sang Pencipta. Selamat berdoa dan selamat berpetualang!



