Dalam hidup ini, ada kalanya kita harus menjelajahi jalan-jalan baru yang belum pernah kita lewati. Entah itu untuk mengunjungi keluarga, teman, atau sekadar mencari petualangan baru. Naik bus menuju tempat yang jauh bukan cuma soal fisik, tapi juga soal jiwa. Setiap kali saya harus melakukan perjalanan jauh, ada satu hal yang selalu saya lakukan: berdoa. Baik untuk diri sendiri, atau untuk semua yang kita tinggalkan dan semua yang menanti kita di tujuan.
Kenapa Doa Ini Penting untuk Kita
Kadang kita butuh waktu sejenak untuk berhenti. Bukan karena lelah fisik, tapi karena hati sedang ramai sendiri. Saya masih ingat dengan jelas saat malam itu sebelum keberangkatan, segala pikiran melahirkan rasa was-was. Bus akan berangkat larut malam, dan saya tahu perjalanan ini cukup panjang. Suara jangkrik di luar jendela seolah jadi lagu pengantar yang menambah suasana. Ada semacam ketegangan di benak. Bagaimana jika terjadi sesuatu di jalan? Atau kalau saya terlambat dan ketinggalan bus?
Di saat-saat seperti inilah, doa menjadi penting. Seperti penuntun yang menjaga keselamatan serta mendamaikan kegundahan dalam hati. Dengan berdoa, kita menyerahkan semua kebimbangan kepadaNya, berharap segala sesuatunya berjalan dengan lancar. Bukankah setiap perjalanan kehidupan, bisa saja diibaratkan sebagai perjalanan jauh yang penuh ketidakpastian?
Kisah Nyata di Balik Doa Ini
Ada satu perjalanan yang tak pernah saya lupakan. Beberapa waktu lalu, saya harus pergi ke luar kota untuk menghadiri pernikahan seorang sahabat. Sebelum berangkat, saya duduk sejenak menetapkan niat. Saya menyusuri jalanan yang sepi dan gelap, dengan cahaya lampu narasi oleh bulan. Di dalam benak saya, terbayang cerita-cerita yang akan terjadi di perjalanan ini.
Saat bus berangkat, saya merasakan aura kerinduan dan harapan. Teman-teman di samping saya mengobrol dan tertawa, tapi saya lebih suka merenung. Dalam perjalanan itu, saya teringat bagaimana sahabat saya selalu ada dalam suka dan duka. Doa yang saya panjatkan bukan hanya untuk keselamatan, tapi juga untuk mendukung perjalanan hidup kami masing-masing.
Jalanan yang kami lewati berkelok-kelok, kabut pekat menutupi pandangan, dan detak jantung saya semakin cepat. Saya merasa terhubung dengan perjalanan ini. Setiap belokan yang dilalui mengingatkan saya bahwa hidup ini penuh lika-liku. Dalam ketidakpastian, kita tetap bisa menemukan kekuatan untuk melangkah. Mungkin, itulah keajaiban dari doa.
Lafal Doa dan Maknanya
Sebagai seorang muslim, saya selalu mengucapkan doa ketika hendak bepergian. Ini lah doa yang biasa saya baca:
Arabic: سُبْحَانَ الَّذِي سَخَّرَ لَنَا هَذَا وَمَا كُنَّا لَهُ مُقْرِنِينَ وَإِنَّا إِلَى رَبِّنَا مُنقَلِبُونَ
Latin: Subhanalladhi sakhkhara lanaa hadza wamaa kunna lahu muqrinin wa innaa ila rabbinaa munqaliboon.
Terjemahan: “Maha Suci Allah yang telah menundukkan semua ini bagi kami, padahal kami tidak mampu menguasainya. Dan sesungguhnya, kami akan kembali kepada Tuhan kami.”
Penjelasan Makna Doa
Membaca doa ini bukan hanya menyampaikan permohonan keselamatan, tapi juga merupakan pengingat bahwa kita menjalani perjalanan ini atas izin dan kehendak-Nya. Ada kerentanan di balik kekuatan, ada keajaiban dalam ketidakpastian. Esensi dari doa ini adalah paham akan keberadaan Tuhan di setiap langkah kita—apa pun yang terjadi, kita adalah makhluk yang diciptakan untuk kembali kepada-Nya.
Kapan Waktu Terbaik untuk Membaca Doa Ini
Berdoa sebelum bepergian bukan hanya tentang ritual, tapi harus juga disertai dengan niat yang tulus. Waktu terbaik untuk membaca doa ini adalah saat kita merasa tenang. Mungkin saat kita menunggu bus datang, atau saat kendaraan sudah mulai berjalan. Momen-momen itu adalah saat kita bisa merenungkan perjalanan yang akan dilalui. Hati yang khusyuk, penuh harapan dan keikhlasan menjadi modal utama menyampaikan doa.
Adab Sebelum dan Sesudah Membaca Doa
Ada beberapa adab yang baik untuk dilakukan sebelum dan sesudah membaca doa. Mulailah dengan menenangkan diri; tarik napas dalam-dalam,utuhkan sejenak segala kegundahan yang ada. Buatlah niat yang tulus, seolah kita sedang berbicara langsung kepada Allah.
Sesudah membaca doa, usahakan untuk tidak terlalu banyak membebani diri dengan rasa cemas. Percayalah bahwa segala sesuatunya akan baik-baik saja. Menyerahkan segalanya kepada Allah adalah bagian dari perjalanan yang harus kita lakukan.
Penutup: Saatnya Kita Meletakkan Beban
Gak semua yang kita pikirkan harus kita bawa pulang. Kadang, cukup kita serahkan pada Tuhan — lewat satu doa yang tulus. Apapun perjalanan yang kamu ambil, ingatlah bahwa ada keindahan di setiap rute yang dilalui. Ada hikmah dalam setiap pengalaman. Mari kita hadapi setiap perjalanan dengan doa di hati, dan percayalah bahwa kita sedang dalam perlindungan-Nya.
Jadi, bersiaplah untuk menempuh perjalananmu. Dengan doa yang menurutmu, setiap langkah akan terasa lebih ringan dan setiap beban yang kita bawa akan terangkat. Selamat berdoa dan selamat bepergian!



