Kadang kita butuh waktu sejenak untuk berhenti. Bukan karena lelah fisik, tapi karena hati sedang ramai sendiri. Saat akan melakukan perjalanan, kita seringkali dihadapkan pada campur aduk perasaan, antara ekspektasi dan kekhawatiran. Ada rasa bersemangat untuk menjelajahi destinasi baru, tetapi di sisi lain, ada juga rasa waswas akan hal-hal yang tak terduga terjadi di sepanjang perjalanan. Dalam momen-momen inilah, doa bepergian fii amanillah menjadi begitu penting bagi saya.
Kenapa Doa Ini Penting untuk Kita
Bagi saya, bepergian lebih dari sekadar perpindahan dari satu tempat ke tempat lain. Ia adalah perjalanan jiwa yang mendalami pengalaman dan pelajaran baru. Namun, setiap kali berniat pergi, saya selalu merasakan jantung berdebar. Dan saat itu, saya teringat akan sepotong doa yang diajarkan oleh orang tua dan sering mereka ucapkan sebelum bepergian: “Bismika Allahumma amutu wa ahya,” yang artinya “Dengan nama-Mu ya Allah, saya hidup dan mati.”
Di balik kalimat pendek ini, ada makna yang dalam. Seperti saat perjalanan saya ke Bali beberapa waktu lalu. Hari itu, cuaca mendung. Ketika pesawat mendarat, langkah pertama yang saya ambil di bandara terasa tidak biasa, seolah ada kekuatan tak terlihat yang melindungi setiap langkah saya. Berdoa sebelum pergi membuat saya merasa lebih tenang dan lebih siap menghadapi apapun yang mungkin terjadi.
Kisah Nyata di Balik Doa Ini
Waktu itu saya sedang duduk di ruang kerja, semua orang pulang, tapi saya belum siap. Rasanya kayak ada beban yang belum saya taruh. Dalam beberapa minggu terakhir, saya mengalami banyak hal; pekerjaan yang menumpuk, masalah pribadi, dan keraguan yang terus menghantui setiap keputusan yang saya ambil.
Saat itu, teman saya, Andi, mengajak saya untuk bepergian ke pantai. Di luar diri saya yang merasa tak berdaya, ada suara lain yang berbisik: “ya, kamu butuh ini.” Di perjalanan, Andi mengingatkan saya tentang pentingnya doa sebelum bepergian. Ia pun membagikan pengalamannya ketika dalam satu perjalanan, mobilnya mogok di tengah jalan menuju gunung. Setelah berdoa dengan penuh harapan, tak lama kemudian, seorang pengendara lain berhenti untuk membantu mereka. Dari situlah saya menyadari, doa bukan hanya sekadar kata-kata, tetapi sarana untuk mengungkapkan harapan dan meminta pertolongan.
Lafal Doa dan Maknanya
Doa bepergian yang sering kita dengar adalah sebagai berikut:
Bahasa Arab:
اَللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ فِي سَفَرِي هَذَا البِرَّ وَالتَّقْوَى وَمِنَ الْعَمَلِ مَا تَرْضَى
Latinnya:
Allahumma inni as’aluka fi safari hadza al-birra wat-taqwa wa min al-amali ma tarda
Terjemahannya:
“Ya Allah, saya memohon kepada-Mu dalam perjalanan ini kebaikan dan ketakwaan, serta amalan yang Engkau ridhai.”
Penjelasan Makna Doa
Makna dari doa ini sangat dalam. Saat membacanya, kita tidak hanya menyebutkan kata-kata, tetapi kita mengharapkan jalan yang penuh dengan keberkahan. Kebaikan dan ketakwaan yang kita mohonkan adalah aspek spiritual yang akan melindungi dan membimbing kita selama perjalanan. Setiap perjalanan membawa risiko, tetapi dengan doa, kita memasrahkan engkau yang Maha Menjaga untuk melindungi langkah kita.
Kapan Waktu Terbaik untuk Membaca Doa Ini
Waktu terbaik untuk membaca doa ini adalah sebelum kita memulai perjalanan. Namun, saya juga percaya bahwa doa ini dapat dibaca kapan saja saat hati kita merasa cemas atau tidak tenang. Misalnya, saat menunggu di bandara atau di stasiun kereta, saat itu juga merupakan waktu yang tepat untuk memanjatkan doa. Dengan kondisi hati yang tenang, kita lebih bisa meresapi makna doa tersebut.
Adab Sebelum dan Sesudah Membaca Doa
Sebelum membaca doa, penting bagi kita untuk berhenti sejenak, tarik napas, dan menenangkan pikiran. Cobalah untuk menyingkirkan semua urusan duniawi sejenak. Niatkan doa kita dengan khusyuk. Setelah membaca doa, seringkali saya merasa lebih tenang dan siap. Ini yang sering kali saya lakukan; mengingat semua kebaikan yang saya bawa dan menyerahkannya kepada-Nya.
Penutup: Saatnya Kita Meletakkan Beban
Gak semua yang kita pikirkan harus kita bawa pulang. Kadang, cukup kita serahkan pada Tuhan — lewat satu doa yang tulus. Saat kita utak-atik perjalanan, jangan lupa jika setiap langkah yang kita ambil adalah peluang untuk belajar dan berkembang. Seperti halnya doa bepergian fii amanillah, perjalanan adalah proses penyerahan dan kepercayaan kita kepada Sang Pencipta. Ketika kita melangkah, ingatlah untuk selalu mengucapkan doa dengan tulus, dan biarkan Allah menjaga kita di setiap langkah perjalanan kita. Mari kita angkat beban yang tak perlu, serahkan pada-Nya, dan nikmati setiap momen perjalanan.



