Kadang kita butuh waktu sejenak untuk berhenti. Bukan karena lelah fisik, tapi karena hati sedang ramai sendiri. Terutama saat kita dihadapkan dengan berbagai jenis pekerjaan, tugas-tugas sekolah, atau bahkan ketika harus merangkum materi kuliah yang bejibun. Dalam keadaan seperti itu, doa menjadi penyejuk jiwa. Salah satu doa yang sering saya simak, dan mungkin juga dianut oleh teman-teman, adalah doa belajar NU online.
Kenapa Doa Ini Penting untuk Kita
Dulu, bagi saya, belajar itu hanya sebuah rutinitas. Saat itu, saya belum menyadari makna dari setiap pelajaran yang saya ambil—rasanya hanya menghapal dan mengejar nilai. Namun, seiring berjalannya waktu, saya menemukan bahwa pendidikan bukan hanya soal angka; itu tentang perjalanan dan proses yang membantu kita memahami dunia. Di tengah kesibukan itu, saya menemukan kedamaian dalam berdoa sebelum belajar.
Sekali waktu, saya ingat betul, saat Ujian Akhir Sekolah. Hari itu penuh ketegangan. Rasanya ingin memutar waktu kembali ke saat-saat di mana semua materi terasa lebih sederhana. Mengingat hari-hari di mana saya menatap buku hingga larut, sambil bertanya dalam hati, “Bisakah saya melewati ini?” Di sinilah doa belajar itu menjadi penting. Itulah yang memberi saya semangat untuk terus berusaha dan tidak menyerah.
Kisah Nyata di Balik Doa Ini
Teringat pengalaman salah satu teman saya, Rina. Dia adalah siswa yang sangat rajin. Namun, saat ujian tiba, rasa cemasnya sering muncul. Saat itu, kami sedang duduk bersama di taman sekolah, menghabiskan waktu sebelum ulangan. Rina terlihat gelisah, berulang kali mengecek catatan dan buku. Saya pun berniat menghiburnya.
“Rina, sudah berdoa?” tanya saya sambil mengedarkan pandangan ke arah sekolah yang sepi.
Dia mengangguk, namun saya dapat melihat kecemasan di wajahnya. Jadi, saya mengajaknya untuk berdoa bersama. Kami duduk bersila, mengangkat tangan, dan meminta kepada Allah agar diberikan kemudahan dalam menghadapi ujian. Setelah beberapa menit berdoa, wajahnya terlihat lebih tenang. Dia berujar, “Terima kasih, ya! Rasanya lebih ringan.”
Dari momen ini, saya sadar bahwa doa adalah penghubung kita dengan Tuhan yang tak terlihat, memberi kita kekuatan dalam momen-momen tersulit.
Lafal Doa dan Maknanya
Berbicara tentang doa, salah satu yang sering saya ucapkan adalah doa belajar yang berasal dari tradisi Nahdlatul Ulama. Berikut adalah lafalnya dalam bahasa Arab:
اَللّهُمَّ انْتَ الْمُسَهِّلُ، فَسَهِّلْ لِي أَمْرِي، وَانْتَ الْمُعِينُ، فَاعِنِّي عَلَى مَا أُرِيدُ
Versi Latin:
Allahumma anta al-musahhilu, fasahhil li amri, wa anta al-mu’inu, fa’ini ‘ala ma uridu.
Terjemahan ke Bahasa Indonesia:
“Ya Allah, Engkaulah yang memudahkan, maka permudahkanlah urusanku, dan Engkaulah yang memberikan bantuan, maka bantulah aku dalam apa yang aku inginkan.”
Penjelasan Makna Doa
Secara emosional, doa ini mencerminkan kerentanan kita sebagai manusia. Dalam hidup ini, kita mungkin merasa tertekan, bingung, atau bahkan kehilangan arah. Saat mengucapkan doa ini, seolah kita menyerahkan segala beban kepada Tuhan dan meminta-Nya untuk memberikan cahaya di titik gelap dalam hidup kita. Doa ini bukan hanya sekedar lafalan, tetapi sebuah pengakuan bahwa kita tidak sendiri. Ada kekuatan yang lebih besar yang siap membantu kita menghadapi tantangan.
Kapan Waktu Terbaik untuk Membaca Doa Ini
Ada kalanya kita merasa harus berbicara dengan Tuhan. Saat-saat itulah, doa belajar ini menjadi solusi nyata. Saya biasanya membacanya ketika:
- Sebelum mulai belajar: Momen ketika saya membuka buku dan merasa beban materi yang harus dipelajari.
- Menjelang ujian: Ketika semua persiapan terasa tidak cukup. Mengingatkan diri bahwa saya tidak sendirian dalam menghadapi ujian hidup.
- Saat merasa cemas: Ketika tekanan dari lingkungan sekitar, baik dari guru maupun teman, mulai membuat jantung berdegup kencang.
Adab Sebelum dan Sesudah Membaca Doa
Sekedar membaca doa tidaklah cukup. Ada beberapa adab yang sebaiknya kita lakukan agar doa bisa lebih khusyuk:
- Tenangkan diri: Sebelum berdoa, sebaiknya kita tarik napas dalam-dalam. Rasakan ketenangan dan kosongkan pikiran dari segala kekhawatiran.
- Niatkan dengan tulus: Saat berdoa, niatkan dengan sepenuh hati. Ingatkan diri bahwa doa ini adalah pengharapan yang kuat untuk mendapatkan kemudahan.
- Bersyukur setelah berdoa: Ketika selesai, luangkan waktu sejenak untuk bersyukur atas sesuatu yang telah kita dapatkan, sekecil apapun.
Penutup: Saatnya Kita Meletakkan Beban
Terkadang, kita terlalu membebani diri dengan berbagai aspirasi dan tekanan. Namun, tidak semua yang kita pikirkan harus kita bawa pulang. Kadang, cukup kita serahkan pada Tuhan — lewat satu doa yang tulus. Biarkan Dia yang menentukan jalan kita. Saat kita percaya sepenuhnya, hidup menjadi lebih ringan.
Mari kita berdoa, memohon dan bersyukur. Semoga setiap usaha kita dalam belajar menjadikan kita lebih baik, bukan hanya untuk diri tetapi juga untuk orang lain. Tahun ajaran baru datang, beragam tantangan menanti. Saatnya kita berpegang pada doa dan berharap yang terbaik.


