Kadang kita butuh waktu sejenak untuk berhenti. Bukan karena lelah fisik, tetapi karena hati sedang ramai sendiri. Saya teringat saat-saat belajar di Pondok Modern Darussalam Gontor—sebuah tempat yang memberi banyak pelajaran tidak hanya soal ilmu, tetapi juga soal kehidupan. Dalam perjalanan belajar ini, doa selalu menjadi penuntun. Mari kita gali lebih dalam tentang doa belajar Gontor yang menyejukkan hati ini.
Kenapa Doa Ini Penting untuk Kita
Belajar bukan hanya sekedar memasukkan informasi ke dalam otak. Kita sering mengalami satu titik di mana semuanya terasa berat, seperti ada tumpukan buku di atas bahu. Saya ingat, waktu itu menjelang ujian tengah semester. Semua teman saya tampak fokus dengan buku masing-masing, tetapi di dalam diri saya, ada kegelisahan yang mengendap, seperti air tenang yang tiba-tiba bergelora.
Saat mendapati pikiran kita tidak tenang, di sinilah pentingnya doa. Doa bukan sekedar ucapan, tetapi sebuah pengharapan. Saya merasa betapa bergunanya doa ketika hati dan pikiran ini terbagi. Apalagi di Gontor, di mana setiap sudut mengajarkan kita untuk terus berdoa dan bergantung kepada Allah. Doa menjadi pengingat bahwa kita tidak sendirian dalam menghadapi segala tantangan.
Kisah Nyata di Balik Doa Ini
Waktu itu saya sedang duduk di ruang kerja, semua orang pulang, tetapi saya belum siap. Rasanya kayak ada beban yang belum saya taruh. Tumpukan buku dan catatan masih berserakan di meja, dan perhatian saya pun tersita oleh suara-suara di luar. Pelan-pelan, saya menutup mata, menarik napas dalam-dalam, dan merasakan betapa mendesaknya butuh sebuah doa.
Saya ingat, seorang teman, Fadli, pernah menyampaikan pengalamannya. Saat ujian penting yang menentukan kelulusan, ia merasa sangat tertekan. Di saat gelisah, ia teringat ajaran guru-gurunya di Gontor untuk mengandalkan doa. Dengan keyakinan penuh, ia berdoa dengan sepenuh hati. “Ya Allah, berikanlah aku ilmu yang bermanfaat dan kemudahan dalam ujian ini,” katanya. Dan lihatlah, hasilnya, ia berhasil dengan baik, dan lebih dari itu, ia merasa tenang setelah berdoa.
Kisah Fadli mengingatkan saya bahwa membacakan doa bukanlah justifikasi untuk malas belajar. Justru, itu adalah pengingat untuk menyerahkan semua usaha kita kepada Tuhan, dan mengharapkan yang terbaik.
Lafal Doa dan Maknanya
Salah satu doa yang sering kami ucapkan di Gontor adalah:
اللَّهُمَّ انْفَعْنِي بِمَا عَلَّمْتَنِي، وَعَلِّمْنِي مَا يُنفَعُنِي، وَارْزُقْنِي عِلْمًا نَافِعًا
Allahumma anfa’ni bima ‘allamtani, wa ‘allimni ma yuf’ni, warzuqni ‘ilman naafi’a.
Artinya:
“Ya Allah, berikanlah manfaat kepada saya dengan ilmu yang Engkau ajarkan kepada saya, dan ajarkanlah kepada saya ilmu yang bermanfaat, dan berikanlah rezeki kepada saya ilmu yang berguna.”
Penjelasan Makna Doa
Makna dari doa ini sangat mendalam bagi saya. Ketika kita mengatakan “Ya Allah, berikanlah manfaat,” sebenarnya kita sedang menyadarkan diri akan betapa pentingnya bukan hanya untuk pandai, tetapi juga untuk berguna bagi orang lain. Ini bukan hanya tentang mengejar nilai terbaik, tetapi tentang bagaimana ilmu yang kita dapatkan dapat membawa kebaikan dalam kehidupan kita dan orang-orang di sekitar kita.
Kalimat “ajarkanlah kepada saya ilmu yang bermanfaat” mencerminkan kerendahan hati—kesadaran bahwa banyak hal yang kita tidak tahu. Mengingatkan kita untuk tidak berhenti belajar, tidak peduli seberapa banyak yang sudah kita capai. Ada harapan untuk selalu memperbaiki diri, dan akhirnya bisa memberikan dampak positif.
Kapan Waktu Terbaik untuk Membaca Doa Ini
Waktu terbaik untuk membaca doa ini, menurut pengalaman saya, adalah sebelum memulai aktivitas belajar atau ujian. Dalam suasana tenang, saat hati kita menyesuaikan diri dengan suasana. Apalagi di Gontor, setiap hari ada waktu untuk shalat dan berdoa. Di saat-saat itu, hati kita lebih terbuka untuk memohon kepada Allah.
Adab Sebelum dan Sesudah Membaca Doa
Sebelum membaca doa, penting untuk menyiapkan hati. Tarik napas dalam-dalam, tenangkan pikiran, dan niatkan dengan khusyuk. Sebagai tambahan, kita juga bisa mengingat-ingat semua yang sudah dipelajari, menghargai usaha yang telah dilakukan hingga saat ini.
Sesudah membaca doa, jangan terburu-buru pergi. Luangkan waktu sejenak untuk merenung, apa saja yang telah kita pelajari, dan mengingat kembali tujuan belajar kita. Ini bukan hanya sekedar ritual, tetapi cara kita menegaskan kepada diri sendiri bahwa kita sedang berusaha dan meminta petunjuk-Nya.
Penutup: Saatnya Kita Meletakkan Beban
Gak semua yang kita pikirkan harus kita bawa pulang. Kadang, cukup kita serahkan pada Tuhan — lewat satu doa yang tulus. Doa bukan sekedar tradisi di Gontor. Itu adalah salah satu cara kita berkomunikasi dengan Allah, dan momen di mana kita bisa meletakkan beban yang ada di hati kita.
Saat berikutnya ketika kita merasa tertekan atau gelisah menghadapi ujian atau tugas, ingatlah untuk berdoa. Kita tidak sendiri, dan setiap usaha kita akan selalu ada apresiasi dari-Nya. Mari kita hadapi setiap tantangan dengan hati yang tenang, dan teruslah berdoa dalam perjalanan belajar kita.


