Kadang kita butuh waktu sejenak untuk berhenti. Bukan karena lelah fisik, tapi karena hati sedang ramai sendiri. Apalagi kalau kita mau bepergian. Rasanya campur aduk, ada rasa excited, tetapi juga kekhawatiran. Dalam situasi seperti ini, satu kalimat kadang bisa memberi ketenangan: “Bismillahi tawakkaltu ‘ala Allah.” Dengan satu doa ini, seakan-akan semua beban yang ada di bahu kita bisa dilepas dan diserahkan kepada-Nya.
Kenapa Doa Ini Penting untuk Kita
Bepergian itu seru, tetapi juga bisa menjadi sumber kecemasan, terutama ketika harus jauh dari rumah atau berada di tempat yang asing. Saya ingat saat pertama kali saya bepergian sendiri ke luar kota. Momen itu terasa mendebarkan, sekaligus menakutkan. Setiap detik berjalan, pikiran saya berkelana memikirkan segala kemungkinan yang bisa terjadi. Apa kalau saya tersesat? Apa kalau mobil saya mogok? Atau yang lebih parah, apa kalau terjadi sesuatu yang buruk?
Namun, di saat kekhawatiran itu menderu, saya menemukan kekuatan dalam doa. “Bismillahi tawakkaltu ‘ala Allah” bukan hanya sekadar kalimat; itu adalah pengingat bahwa saya tidak sendirian. Saya mulai mengerti, doa ini bukan hanya tentang meminta keselamatan, tetapi juga tentang melepaskan beban dari hati dan mempercayakan perjalanan kepada Tuhan.
Kisah Nyata di Balik Doa Ini
Saya masih ingat dengan jelas perjalanan itu. Dalam perjalanan dari Jakarta ke Yogyakarta yang biasa saya lakukan, saya merasakan sensasi campur aduk. Awalnya, saya harus bangun pagi-pagi buta untuk mengejar kereta. Begitu banyak persiapan yang harus dilakukan, dan saya merasa cemas yang tak berujung.
Dalam kereta, saya duduk sambil melihat pemandangan yang indah. Sawah menghijau bagaikan karpet yang ditaburi embun pagi. Tapi, meskipun pemandangan manis itu ada, hati saya tetap gelisah. Ketika kereta mulai melaju, saya merasa ada yang mengganggu. Agar bisa tenang, saya menutup mata sebentar dan mengingat doa itu. “Bismillahi tawakkaltu ‘ala Allah.” Setelah mengucapkannya, saya merasakan beban itu pelan-pelan menghilang.
Dan saat saya tiba di Yogyakarta, semua kebisingan dan kecemasan itu ternyata tidak ada artinya. Saya mendapati diri saya berjalan di Jalan Malioboro dengan senyum lebar dan hati yang penuh rasa syukur. Keberuntungan juga hadir ketika saya bertemu dengan teman lama di sana, yang tak saya sangka-sangka bisa bertemu kembali. Semua berawal dari satu doa sederhana.
Lafal Doa dan Maknanya
Sekarang, mari kita lihat lebih dekat lafaz doa ini.
Lafal Doa
Dalam Bahasa Arab:
بِسْمِ اللَّهِ تَوَكَّلْتُ عَلَى اللَّهِ
Versi Latin:
Bismillahi tawakkaltu ‘ala Allah
Terjemahan Bahasa Indonesia:
“Dengan nama Allah, saya bertawakkal kepada Allah.”
Penjelasan Makna Doa
Secara emosional, doa ini memberikan rasa kehadiran Allah dalam setiap langkah perjalanan kita. Saat kita mengucapkan “Bismillahi tawakkaltu ‘ala Allah,” kita sedang mengingatkan diri kita bahwa segala sesuatunya berada dalam kendali-Nya. Ada keyakinan bahwa, di atas segala usaha dan persiapan, ada kekuatan yang lebih besar yang melindungi dan membimbing kita.
Doa ini juga mengandung makna pengharapan. Kita memasrahkan diri kepada-Nya, menyadari bahwa perjalanan yang kita tempuh tidak hanya fisik, tetapi juga spiritual. Kita berjanji untuk berusaha, tetapi pada akhirnya, kita memohon bimbingan dan perlindungan-Nya.
Kapan Waktu Terbaik untuk Membaca Doa Ini
Ada momen-momen spesifik yang sebaiknya kita ingat ketika akan membaca doa “Bismillahi tawakkaltu ‘ala Allah.” Saat kita akan memulai perjalanan, baik itu jauh atau dekat, adalah waktu yang tepat. Namun, bukan hanya itu, saat kita juga merasa gelisah atau khawatir, inilah saat yang sangat ideal.
Pikirkan kembali saat-saat di mana hati kita tidak tenang. Ketika menghadapi ujian hidup yang berat. Saat bersiap-siap untuk momen besar dalam hidup, misalnya ujian, wawancara kerja, atau saat naik kendaraan umum. Semua momen itu adalah saat di mana doa ini bisa memberi ketenangan.
Adab Sebelum dan Sesudah Membaca Doa
Sebelum membaca doa ini, cobalah tenang sejenak. Ambil napas dalam-dalam dan manfaatkan beberapa detik untuk melepaskan ketegangan. Buat niat yang tulus dalam hati, rindu untuk membawa setiap langkah kita dalam naungan-Nya.
Setelah membaca doa, jangan lupa untuk selalu bersyukur, baik untuk perjalanan yang telah kita tempuh, maupun untuk waktu-waktu kecil yang indah dalam hidup kita. Saya biasanya mencoba untuk memperhatikan hal-hal yang saya syukuri setiap kali selesai bepergian. Mengingat momen-momen kecil yang menyenangkan, atau hanya sekadar menikmati suasana.
Penutup: Saatnya Kita Meletakkan Beban
Tidak semua beban yang kita pikul harus kita bawa pulang. Dalam perjalanan hidup, kita mungkin akan dihadapkan pada berbagai kesulitan dan kekhawatiran. Namun, dengan satu doa yang tulus, kita bisa menyerahkan semua itu kepada Tuhan.
Saatnya kita meletakkan beban dan mempercayakan kepada-Nya, karena Dia lah yang paling tahu apa yang terbaik untuk kita. Kita hanya perlu melangkah maju dengan penuh harapan dan keyakinan. Semoga, setiap perjalanan yang kita lakukan, dipenuhi dengan berkah dan melangkah dengan rasa tenang. Bismillahi tawakkaltu ‘ala Allah.



