Bisa jadi, kita semua sudah mendengar ungkapan klasik, “Hidup itu penuh dengan kehilangan.” Tapi, rasanya ungkapan itu jadi lebih relevan ketika kita benar-benar mengalami kehilangan orang yang kita cintai. Setiap detik terasa berat, seperti ada sesuatu yang mencengkeram hati kita, dan seolah dunia yang tadinya cerah mendadak kelam. Saat orang terkasih meninggalkan kita, semua yang kita tahu ikut menghilang, dan kita hanya bisa bertanya-tanya, “Bagaimana kita bisa melanjutkan hidup?”
Kenapa Kehilangan Itu Begitu Menyakitkan?
Sebelum melangkah lebih jauh, saya rasa penting untuk kita pahami betapa mendalamnya rasa kehilangan itu. Dalam banyak budaya, kematian adalah topik yang cenderung dihindari, dibungkus dalam kemasan kesedihan yang mungkin membuat kita merasa sendirian. Tapi, itu salah satu hal yang sangat manusiawi. Kita terikat pada orang-orang yang kita cintai—melalui kenangan indah, tawa, atau bahkan hanya secangkir kopi pagi bersama.
Misalnya, bayangkan Anda punya ibu yang selalu menyiapkan sarapan spesial untuk Anda. Suatu hari, dia mungkin pergi tanpa peringatan. Kehilangan ini bukan hanya tentang tidak adanya dia di hidup kita, tetapi juga tentang semua kenangan yang hilang bersamanya. Rasa pilu ini mungkin datang seperti ombak, kadang kuat mendorong kita ke bawah, kadang surut, memberi sedikit ruang untuk bernafas.
Siklus Kesedihan: Menyusuri Emosi yang Rumit
Setiap orang memiliki cara tersendiri untuk merasakan dan mengatasi kesedihan. Ada yang bilang, kesedihan itu seperti siklus, dan kita bisa mengalami berbagai tahap: penyangkalan, kemarahan, tawar-menawar, depresi, dan akhirnya penerimaan. Namun, titik penting di sini adalah, tidak semua orang merasakannya dalam urutan yang sama atau bahkan merasakannya semua.
Kita mungkin terjebak di dalam satu tahap untuk waktu yang lama, atau mungkin kita akan merasa campur aduk antara marah dan sedih pada saat yang bersamaan. Itu semua adalah hal yang wajar. Jadi, jika Anda merasa kesedihan Anda tak kunjung usai, ingatlah bahwa itu adalah bagian dari perjalanan. Dalam konteks ini, dialog bisa menjadi saluran yang membantu. Mungkin kita bisa berbicara dengan teman, anggota keluarga, atau bahkan seorang profesional untuk meluapkan perasaan yang terpendam.
Kenangan: Teman Di Tengah Kesedihan
Pikirkan sejenak, apa kenangan paling berharga yang Anda miliki bersama orang yang telah pergi itu? Kenangan adalah cara kita menjaga mereka tetap hidup dalam hati kita. Di saat-saat sulit, mengingat momen-momen lucu atau hangat bisa menjadi penghibur, meskipun kita juga bisa merasa sedih karena mengetahui itu semua tinggal kenangan.
Misalnya, saya punya seorang kakek yang sangat menyukai berkebun. Setiap kali saya memetik bunga dari kebunnya, saya merasakan kehangatan dan kasih sayang meski kini ia telah tiada. Melihat bunga tersebut bisa membawa kembali nostalgia indah itu. Apakah Anda juga punya kenangan seperti itu? Momen-momen kecil yang bisa memicu tawa atau bahkan air mata?
Menciptakan Ritual untuk Menghormati Mereka
Salah satu cara untuk mengatasi rasa kehilangan adalah dengan menciptakan ritual penghormatan. Ini bisa bervariasi, mulai dari menyiapkan makanan favorit mereka pada hari tertentu, mengunjungi tempat-tempat yang memiliki kenangan bersama, hingga hanya sekadar menyalakan lilin di malam hari untuk mengenang mereka. Ritual ini bisa memberikan kita waktu untuk merelakan dan juga menyambung kembali dengan kenangan yang manis.
Saya pernah mendengar cerita tentang seseorang yang setiap tahun merayakan ulang tahun almarhum ibunya dengan mengadakan pesta kecil. Semua teman dan keluarga diundang untuk berbagi cerita tentang si ibu. Meski itu bisa membuat suasana sedih, ada rasa syukur yang muncul saat mereka mengenang setiap detik bersama. Ritual semacam ini bisa membuat kita merasa terhubung kembali dan mengingat bahwa cinta tidak pernah benar-benar hilang.
Bagaimana Melanjutkan Hidup Setelah Kehilangan?
Sekarang, mungkin pertanyaan yang paling sulit ada di sini: Bagaimana kita melanjutkan hidup setelah mengalami kehilangan? Ini bukan soal melupakan—bagaimana mungkin kita bisa melupakan orang yang kita cintai? Melanjutkan hidup artinya menerima kenyataan dan menemukan cara untuk membawa kenangan mereka sebagai bagian dari perjalanan kita.
Cobalah untuk memasukkan hal-hal baru dalam kehidupan Anda. Misalnya, jika sebelumnya Anda jarang bepergian, mungkin kali ini ambil waktu untuk menjelajahi tempat-tempat baru. Bisa jadi ini adalah cara untuk menghormati impian mereka, yang mungkin tak sempat terwujud. Sangat mungkin, Anda akan menemukan kebahagiaan di tengah kesedihan.
Berbicara Tentang Rasa Kehilangan
Penting untuk dicatat bahwa kita tidak perlu melewati semua ini sendirian. Jika Anda merasa kesulitan untuk berbicara dengan orang-orang terdekat, cobalah mencari kelompok dukungan atau sesi konseling. Terkadang, orang luar yang tidak terlibat dalam situasi kita bisa memberikan perspektif yang segar dan membantu kita melihat jalan keluar di tengah kegelapan.
Saya sarankan untuk mencatat perasaan Anda. Meluapkan perasaan lewat tulisan bisa jadi sangat terapeutik. Mungkin awalnya sulit, tetapi dengan waktu, Anda akan menemukan bahwa mengekspresikan diri bisa membantu menyembuhkan luka.
Perjalanan Menuju Penerimaan
Menemukan jalan menuju penerimaan benar-benar bisa memakan waktu. Ada kalanya kita merasa kemarahan dan kekesalan menghantui kita, dan itu adalah hal yang wajar. Namun, saat kita mulai merelakan, saat itu pula kita akan merasakan sedikit kelegaan. Ini bukan berarti kita melupakan orang yang kita cintai; sebaliknya, kita belajar untuk menyimpan mereka di hati kita dengan cara yang berbeda.
Perjalanan ini tidak linear, dan bisa jadi Anda merasa mundur beberapa langkah setelah maju. Tapi ingat, setiap langkah yang diambil membawa kita lebih dekat ke kenyataan bahwa meskipun orang tersebut tidak ada lagi di dunia fisik, kecintaan dan kenangan mereka akan terus hidup dalam diri kita.
Penutup: Lanjutkan Cerita Kita
Menghadapi kehilangan adalah salah satu tantangan terberat dalam hidup ini. Namun, penting untuk diingat bahwa kita tidak sendirian. Ada banyak orang di luar sana yang merasakan hal yang sama, dan berbagi cerita atau perasaan dapat menjadi saluran penyembuhan. Dalam proses ini, jangan lupakan bahwa setiap kenangan adalah pelajaran, setiap air mata adalah bagian dari perjalanan, dan setiap tawa yang terlontar membuat kita merasa hidup.
Apakah Anda sudah menemukan cara untuk menghormati orang yang telah pergi? Jangan ragu untuk berbagi cerita atau menjangkau orang-orang terdekat Anda. Bisa jadi, dengan berbagi, Anda akan menemukan bahwa beban yang dipikul bisa terasa sedikit lebih ringan. Kita semua memiliki cerita, dan terkadang, saat kita berbagi, kita bisa menemukan pencerahan di dalam kegelapan.
:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/3255290/original/077735200_1601548742-bastien-jaillot-eJwSOguD1rE-unsplash.jpg)

